Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gemuk di Usia 20, Risiko Mati Berlipat

Kompas.com - 14/07/2010, 10:23 WIB

STOCKHOLM, KOMPAS.com Ancaman terhadap kegemukan atau obesitas kembali digaungkan para ahli kesehatan di dunia. Dalam Kongres Obesitas Internasional ke-11 yang tengah berlangsung di Stockholm, Selasa (13/7/2010), para ahli mengungkapkan laporan yang mengaitkan risiko kematian dan kegemukan pada usia muda. 

Sebuah riset yang dilakukan ilmuwan dari Institute of Preventive Medicine, Copenhagen University Hospital, Denmark, menunjukkan bahwa pria yang mengidap obesitas pada usia 20 tahun menghadapi risiko dua kali lipat meninggal secara prematur.

Studi yang dipimpin Esther Zimmermann itu dilakukan dengan cara memantau perkembangan sekitar 5.000 pria yang mengikuti wajib militer sejak usia 20 hingga 80 tahun.

Zimmermann dan timnya membandingkan angka kematian 1.930 pria wajib militer pengidap obesitas dengan sampel acak 3.601 pria prajurit non-obesitas. Indeks massa tubuh (BMI) para pria diukur pada rata-rata usia 20, 35, dan 46 tahun. Perkembangannya pun terus dipantau hingga mereka meninggal. Tercatat, 1.191 pria meninggal selama masa pemantauan hingga 60 tahun kemudian. 

"Temuan kami memperlihatkan bahwa pada setiap usia, seorang pria obesitas memiliki kemungkinan meninggal dua kali lipat dibandingkan pria yang tidak obesitas, dan kegemukan pada usia 20 tahun memberi pengaruh yang konstan hingga 60 tahun kemudian," kata Zimmerman.

Tim peneliti juga menemukan perubahan kematian dini meningkat hingga 10 persen pada pria dengan BMI di atas ambang bobot sehat. Hal itu pun berlangsung terus sepanjang hidup dengan kondisi, pria yang obesitas akan meninggal delapan tahun lebih cepat dibanding pria non-obesitas.

"Studi kami memberi petunjuk bagaimana kegemukan pada usia 20 tahun memengaruhi kegemukan sepanjang hidup kala dewasa. Ini kali pertama sebuah studi dilaksanakan dengan masa pemantauan yang begitu panjang dan juga kali pertama sebuah studi dilakukan untuk menyelidiki dampak seumur hidup," kata Zimmermann.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com