Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ulos Bisa Sejajar dengan Songket

Kompas.com - 19/07/2010, 12:23 WIB

SAMOSIR, KOMPAS.com — Kendati ulos Batak belum banyak diperkenalkan dalam dunia fashion, perancang busana dari Jakarta, Merdi Sihombing (42), akan membuat terobosan baru dengan membangun "perkampungan ulos" di Pangururan, Sumatera Utara.      "Sejak dulu, nenek moyang suku Batak sudah lama mengenal kain tenun ikat sejenis sutra yang disebut Sintara. Kualitasnya tidak jauh berbeda dengan songket Palembang yang ada sekarang ini," ujar Merdi, Senin (19/7/2010).      Desain yang dia kembangkan merupakan hasil penggalian ornamen Batak lama yang unik. Merdi mengatakan, hingga kini ia tetap mencari motif baru. Namun, cirinya tidak diubah. "Hanya, benangnya menggunakan pewarna alami. Dengan demikian, lebih ramah lingkungan," akunya.      Umumnya setiap acara pesta, kaum ibu di kota besar lebih senang memakai songket Palembang. Padahal, menurut dia, harganya jauh lebih mahal sehingga hanya mampu dibeli oleh kalangan tertentu saja. "Songket Batak bisa menjadi alternatif untuk alasan ekonomis," tambahnya.      Saat ini, kata Merdi, harga ulos di pasaran dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah. Kalau sudah dimodifikasi menjadi songket, harganya bisa menjadi beberapa kali lipat. Dengan nilai jual semakin tinggi, hal tersebut akan meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan perajin di daerah.      Merdi pun mengisahkan bahwa ia telah banyak melakukan penjelajahan ke berbagai daerah dan mengumpulkan referensi. Eksistensi tenunan khas Batak ini akan ia pertahankan. Perwujudan pengembangan yang dilakukan jelas untuk menyejajarkan ulos dengan songket Palembang.      Kadis Pariwisata Samosir Melani Butarbutar menambahkan, Pemkab Samosir sangat mendukung kegiatan positif seperti yang dilakukan Merdi. "Terobosan tersebut tentu akan mengundang daya tarik wisata. Perkembangan secara umum tentunya membantu ekonomi perajin," tuturnya.      Menurut Naibaho, Kabag Humas Pemkab Samosir, berbagai bantuan menunjang industri ulos telah diberikan melalui Dinas Koperindag. Dalam lima tahun terakhir, pihaknya telah melakukan berbagai kegiatan dan pelatihan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com