Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Dapur yang Bikin Kita Gemuk

Kompas.com - 02/08/2010, 07:55 WIB

KOMPAS.com - Dapur adalah jantung dari rumah kita. Tetapi sebenarnya, dapur juga menjadi “jantung” sukses tidaknya niat kita untuk menerapkan pola konsumsi sehat. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam Annual Reviews of Nutrition, tata cahaya dapur dapat mempengaruhi nafsu makan kita. Mari telisik bersama apakah dapur kita penyebab kegagalan diet yang sedang kita jalani.

1. Ukuran piring tak bersahabat dengan lingkar pinggang
“Kebanyakan dari kita akan memenuhi piring dengan segala masakan yang tersaji dan menghabiskannya tak bersisa,” ucap Lisa Young, PhD, RD, penulis buku The Portion Teller Plan. Dan sejak 1970-an, ukuran piring kita semakin lebar hingga 25 persen dari ukuran sebelumnya. Ini artinya, diameter piring kita saat ini bisa mencapai 30 cm.

Coba pilih piring dengan diameter 5 cm lebih kecil dari piring-piring lebar itu. Cara ini akan membantu kita mengurangi 22 persen kalori dari menu makan besar kita. Manfaat yang dapat kita nikmati adalah, kita bisa menyusutkan berat badan 0,5 kg setiap bulannya, ucap Brian Wansink, PhD, direktur Cornell University’s Food and Brand Lab yang juga menulis buku Mindless Eating.

Solusi: Untuk makanan yang tinggi kalori seperti daging atau pasta, gunakan piring dengan ukuran lebih kecil. Dan jika kita berencana untuk membeli piring baru, pilihlah yang berdiameter 25 cm, Wansink menyarankan. “Bahkan kalau kita bisa menemukan diameter yang lebih kecil lagi, itu lebih baik,” tambah Wansink.

2. Tata cahaya lampu yang salah
Sebuah penelitian membuktikan, cahaya lampu yang terlalu terang menstimulasi nafsu makan kita sehingga kita akan makan lebih cepat dibanding kondisi normal. Tetapi bukan berarti cahaya lampu yang redup lebih baik. Sebab ruang makan yang redup memang membuat kita tak nafsu makan tapi juga menguras mood kita.

Solusi: Joseph Rey-Barreau, ahli tata lampu yang berdomisili di Lexington, menjelaskan saat ini telah banyak lampu yang didesain khusus untuk ruang makan. Sehingga cahaya yang ditampilkan tidak terlalu terang dan tidak terlalu redup. Bahkan teknologi sudah memungkinkan kita untuk mengatur pencahayaannya. Rey-Barreau menyontohkan, ketika kita sedang memasak makanan, cahayanya bisa diatur untuk terang. Namun saat waktu makan tiba, cahayanya bisa kita kurangi. Tetapi jika kita kesulitan menemukan lampu jenis itu, Rey-Barreau menyarankan agar kita menggunakan 4 lampu bohlam 60 watt untuk meja makan 4 orang. Letakkan keempat lampu tersebut di langit-langit, tepat di atas meja makan. Sedangkan untuk meja berukuran 6 orang, pilih 6 lampu bohlam 40 watt.

3. Dapur yang berantakan
“Dapur sering sekali dikondisikan sebagai wilayah ‘pembuangan’,” ucap Peter Walsh, penulis buku Does This Clutter Make My Butt Look Fat?. Ketahuilah bahwa ruangan yang berantakan akan membuat niat hidup sehat kita semakin sulit diterapkan. Sebab situasi berantakan akan mengundang aura stres sendiri bagi kita. Dan menurut Pam Peeke, MD, penulis Fit to Live, stres ringan atau berat akan menyebabkan kortisol kita naik yang kemudian diikuti dengan rasa lapar.

Solusi: Yang pasti kita harus membuat ruang makan sebagai tempat nyaman untuk menikmati makanan-makanan sehat. Tak terkecuali kabinet atau lemari tempat menyimpan bumbu dan peralatan dapur, tertata dengan rapi. Sehingga kita dengan mudah mengambil “bahan baku” sehat tersebut. “Ingat, jadikan ruang makan sebagai tempat makan. Jangan dialih fungsikan sebagai ruang tonton keluarga,” saran Evelyn Tribole, RD, yang sangat ahli memotivasi orang untuk makan sehat.

Fungsi ruang makan yang jelas menurut Evelyn sangat penting untuk membuat kita fokus pada makanan yang kita nikmati, plus membantu kita mendengarkan “bahasa perut” apakah kita sudah kenyang atau belum. Sebab saat kita makan sambil melakukan hal-hal lain akan membuat makan 15 persen lebih banyak.

4. Gelas kita terlalu besar
Disadari atau tidak, kita akan minum lebih banyak soda atau jus lebih banyak ketika menggunakan gelas yang kecil tapi lebar. Sebab kita akan lebih fokus pada tinggi gelas ketimbang porsi minuman yang kita nikmati. Warga Amerika menikmati setidaknya 350 kalori dari jus dan soda setiap hari yang bisa membuat berat badan mereka naik 1,5 kg dalam setahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com