Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bom Waktu Itu Bernama Tabung Gas Elpiji

Kompas.com - 02/08/2010, 14:59 WIB

Siang itu, Jumat (30/7), di Alun-alun Kota Magelang sejumlah laki-laki dan perempuan berlenggak lenggok dengan memanggul sebuah "bom waktu". Sesekali mereka menjerit, meratap, dan merayap, dengan wajah menyiratkan rasa takut dan cemas kalau-kalau "bom", yaitu tabung elpiji tiga kilogram yang bertuliskan "stop bom waktu", tersebut akan meledak.

"Bom waktu" itu adalah tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram (kg). Aksi ketakutan akan keberadaan tabung gas tersebut ditampilkan dalam sesi pemotretan dari Guyup Fotografi (GuFi), yang kali ini dikemas dalam bentuk seni pertunjukan.

Humas GuFi, Bambang Matra, mengatakan, sesi pemotretan kali ini memang digelar dengan misi khusus, menuntut pemerintah agar segera menarik tabung gas elpiji ukuran 3 kg yang beredar di masyarakat karena telah berulangkali meledak dan menimbulkan banyak korban jiwa di berbagai daerah.

"Program konversi minyak ke gas harus dievaluasi dan tabung-tabung gas itu harus terlebih dahulu diperbaiki sebelum didistribusikan ke masyarakat," ujarnya.

Dengan tetap membiarkan tabung gas tersebut beredar di pasaran dan konsumen, maka pemerintah sama saja membiarkan masyarakat hidup berdampingan dengan "bom waktu". Ini membuat kehidupan warga selalu dihinggapi kecemasan berkepanjangan, karena tabung gas tersebut berpotensi meledak sewaktu-waktu.

Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Magelang Sri Nurhayati mengatakan, pihaknya sudah mengecek tabung gas yang beredar di masyarakat. Namun, dalam hal ini, dinas hanya berwenang untuk mengecek apakah tabung gas, selang, dan regulator berlabel SNI atau tidak.

"Pengecekan menyangkut kualitas dan kondisi fisik tabung serta aksesorinya, menjadi kewenangan Pertamina," katanya.

Ridwan, agen elpiji di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, mengatakan, setiap hari dia menerima 2.000 tabung elpiji ukuran 3 kg. Setelah sampai di konsumen, baru diketahui bahwa sekitar satu atau dua tabung gas bocor.

"Kerusakan tabung biasanya baru diketahui setelah dipergunakan oleh konsumen karena tidak mungkin setiap tabung yang datang kami cek satu per satu,' ujar Ridwan.

Namun, menurut dia, sejauh ini tidak ada masalah serius yang terjadi pada konsumen. Setiap tabung gas yang bocor juga bisa langsung diganti oleh Pertamina. (regina rukmorini)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com