Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iklan TV Buyarkan ASI Eksklusif

Kompas.com - 09/08/2010, 08:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mendapatkan ASI ekslusif selama 6 bulan pertama setelah kelahiran adalah hak setiap bayi. Memberikan ASI juga akan memberi banyak keuntungan bagi kecerdasan dan daya tahan tubuh bayi.

Tetapi sayangnya, banyak faktor yang menyebabkan bayi-bayi di Indonesia tidak mendapatkan ASI secara ekslusif. Banyak para ibu hanya memberikan ASI kepada bayinya hanya dalam dua bulan pertama.

"Bayi di Indonesia hanya disusui selama 2 bulan pertama, faktornya banyak  salah satunya karena pengaruh buruk televisi," kata konselor laktasi dr. Galih Linggar Astu di sela acara Breastfeeding Gives A Lives, Sabtu (07/08/10).

Menurut dr. Galih, input informasi dalam televisi membuat ibu teralihkan, sehingga lebih memilih memberi makanan tambahan.  Ibu-ibu memberi makanan tambahan karena manganggap bahwa itu diperlukan atau di sisi lain menganggap dengan memberikan makanan tambahn itu terlihat keren.

“Makanan tambahan (susu formula) itu menjadi gaya hidup, ketika memberikan susu formula yang paling mahal dianggap paling bagus. Padahal tidak,” kata  Galih

Di sisi lain ibu-ibu juga dianggap kurang informasi. “Ibu-ibu juga tidak diajari cara menyusui yang benar sehingga seringkali lecet ketika menyusui. Kemudian bayinya tidak mau menyusui, padahal itu karena si bayi tidak dibiasakan untuk menyusu pada ibunya,” kata Galih.

“Ada juga karena ibunya bekerja sehingga tidak sempat memerah,” tambah  Galih.

Padahal dalam UU Kesehatan Pasal 36 No.29 tahun 2009 menyebutkan bahwa korporasi tidak boleh melarang seorang ibu memerah ASi apabila tidaka kan dikenakan ganjaran pada korporasi tersebut. Di mana UU itu sudah disetujui oleh menteri kesehatan,menteri  pemberdayaan perempuan, dan menteri tenaga kerja.

Ditambahkan Galih kaum ibu harus lebih concern pada bayinya dengan cara memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan disbanding memberikan susu formula. 

“ASI beda dengan susu formula, karena ASI mengandung protein berupa kasein dan whey yang tinggi yang sifatnya lebih mudah diserap dan dicerna oleh manusia dibandingkan susu formula, “kata Galih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com