Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cemas Karena Anak Ketinggalan Pelajaran?

Kompas.com - 14/09/2010, 09:32 WIB

KOMPAS.com - Apakah Anda ingat ketika buah hati Anda masih balita, sewaktu dia mulai belajar tentang berbagai hal? Ingatkah Anda betapa pintarnya dia menyerap kata-kata baru, mampu mengoperasikan perangkat teknologi tanpa Anda bimbing, atau memiliki daya imajinasi yang tinggi? Anda pun mungkin bermimpi tentang masa depannya yang cerah. Anda membayangkan si kecil akan menjadi seorang dokter, pilot, atau profesi apapun yang tidak sembarang orang bisa mendapatkannya.

Kepercayaan pada potensi anak yang tidak terbatas adalah salah satu hal indah tentang pengasuhan anak. Setiap anak pun berhak untuk mendapatkan kepercayaan penuh dari orang tua sehingga mereka dapat mengembangkan dirinya sesuai bakatnya.

Sayangnya, ketika si kecil telah mulai sekolah, Anda mungkin menghadapi realitas yang berbeda. Si kecil mungkin memang pintar, namun ia ternyata tidak sepintar yang Anda bayangkan. Kenyataannya, dia bahkan keteteran di satu-dua pelajaran tertentu (orangtua pasti akan takut anaknya tidak mampu menyerap pelajaran matematika atau bahasa Inggris), sehingga Anda harus dapat mendaftarkannya untuk les.

Bila Anda menghadapi kecemasan semacam ini, ada beberapa hal yang bisa Anda pertimbangkan kembali:

Tidak semua anak pintar
Albert Einstein pernah berkata, "Kepintaran terdiri atas satu persen inspirasi, dan 99 persen kerja keras." Maksudnya, tidak semua kecerdasan berasal dari otak. Apa yang menjadi kesuksesan akademik seorang anak, belum tentu berasal dari kecerdasannya. Ada faktor lingkungan dan faktor kepribadian yang turut menentukannya. Untuk itu, Anda perlu mengetahui apa yang dapat menyulitkan Anda dan anak Anda. Mengingat bahwa anak Anda bukan Albert Einstein adalah langkah pertama untuk membantu anak Anda menuju kesuksesan akademis.

Pisahkan antara mimpi dan kenyataan
Mimpi indah Anda tentang masa depan anak mungkin terlalu muluk, tetapi semangat untuk menggapai mimpi tersebut seharusnya tidak boleh padam. Setiap anak pasti memiliki mimpinya sendiri, dan bagi Anda mungkin mimpi anak tersebut kurang berpotensi mendatangkan kemakmuran. Namun sebaiknya Anda tidak langsung mengalihkan mimpinya itu ke bidang lain yang menurut Anda lebih menjanjikan. Berikan ia masukan mengenai aktivitas lain yang mungkin akan menarik minatnya. Kemudian, pikirkan bagaimana Anda dapat bekerja dengan anak untuk mencapai potensinya, apapun itu.

Menekankan upaya dan belajar
Ketika terdapat tantangan akademis untuk anak Anda, hasil akhir dari bagian ini hanyalah bagian dari gambaran besar itu saja. Proses mencapai kemampuan akademis itulah yang lebih penting, dan dapat menjadi inti pembelajaran si anak. Jangan lupa, kerja keras merupakan bagian dari komentar Einstein.

Jadilah penyokong untuk anak
Anak pasti membutuhkan bantuan atau sokongan dari orangtuanya ketika mereka sedang berusaha keras memahami pelajarannya di sekolah, atau ketika mereka sedang dalam kebingungan. Anak mungkin membutuhkan guru yang dekat dengan mereka, atau membutuhkan bantuan lebih untuk memahami sebuah kalimat dalam bahasa Inggris.

Dalam hal ini, membutuhkan bantuan jangan dianggap sebagai suatu kelemahan! Ini menunjukkan kalau mereka memang benar-benar membutuhkan bantuan. Kita pun pasti sering membutuhkan bantuan ketika bekerja. Pastikan Anda membantu anak dengan cara yang konstruktif, dengan tidak mengabaikan perjuangan mereka. Anda dapat mengatakan, "Kamu kan pintar, Ibu yakin kamu dapat menyelesaikan soal-soal ini."

Temukan keunikan pada anak Anda
Setiap anak pasti memiliki keunikan tersendiri yang mungkin tidak dalam bidang akademis. Bantulah anak menemukan keunikannya tersebut dengan sebuah proses yang dapat bermanfaat bagi Anda dan anak Anda. Sebagai contoh, seorang anak yang mencintai puisi mungkin akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Cari cara yang menyenangkan untuk mempelajari matematika, mungkin dengan bait-bait puisinya. Mungkin Anda akan melihat peningkatan pelajaran matematika anak Anda, bersamaan dengan perkembangannya dalam seni bahasa.

Sekali lagi, anak bukanlah Albert Einstein. Anak Anda memiliki keunikannya sendiri baik dalam bidang akademis maupun yang lainnya. Bukankah itu lebih baik?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com