Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Kuning, Awas Atresia Bilier!

Kompas.com - 16/09/2010, 17:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelainan saluran empedu pada bayi atau Atresia Bilier menjadi salah satu faktor penyebab kematian bayi yang makin tersohor belakangan ini. Pasalnya, orang tua masih minim informasi terhadap gejala dan antisipasi kelainan ini. Gejalanya pun sering tak diindahkan.

Anggota tim Gastroentero-Hepatology Consultant Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (RSCM) DR dr. Hanifah Oswari, Sp.A(K) mengatakan orang tua harus selalu awas dengan gejala awal kelainan ini. Pasalnya, gejala awal ini mirip dengan kebiasaan bayi baru lahir pada umumnya, yaitu berwarna kuning. Biasanya, orang tua hanya berpikir menjemur sesuai tradisi menjaga bayi sehari-hari.

"Ini ciri-cirinya, kalau ketemu bayi lebih dari dua minggu kulit dan matanya kuning, kencing gelap dan kotorannya putih, bawalah bayi itu segera ke rumah sakit," ungkapnya di sela peluncuran Yayasan Bilqis Sehati di kantor Kementerian Kesehatan, Kamis (16/9/2010).

Menurut Hanifah, tindakan pertama harus dilakukan, yaitu operasi kasai. Operasi ini harus dilakukan sebelum bayi berumur dua bulan. "Kenapa dua bulan, karena biasanya ketika dua bulan itu, dokter sudah mendapati sirosis pada hati si anak. Istilahnya, saluran yang rusak itu lama-lama habis dan merusak hati," katanya.

Dalam pengalaman sebelumnya, sebelum dua bulan, bayi harus menjalani operasi kasai yaitu pembuatan saluran dari empedu dan hati ke usus dua belas jari sebagai antisipasi. Di beberapa negara, seperti Jepang, dampak operasi kasai bisa membuat 50 persen anak bertahan kira-kira hingga 10 tahun.

Sementara di Amerika Serikat dan Perancis, tingkat kemampuan bertahannya sekitar 20-40 persen. Namun, menurut Hanifah, anak-anak itu nantinya tetap harus menjalani transplantasi hati.

Di Indonesia, setiap tahun dijumpai sekitar 23 bayi pengidap Atresia. Ini yang datang ke rumah sakit. Belum yang tidak datang. Perbandingan kelahirannya 1:10 ribu-15 ribu.

Meski penyebabnya juga belum dapat diketahui hingga sekarang, Hanidah meminta para ibu baru untuk disiplin memeriksakan bayinya. Setelah dua minggu melahirkan, ibu harus memeriksakan bayinya ke rumah sakit.

"Usia dua minggu itu waktu penting karena itu waktu kontrol bayi pertama kalinya. Nah, setelah itu terus tiap minggu ke posyandu," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com