Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stres: Keadaan atau Dibuat Sendiri?

Kompas.com - 20/09/2010, 13:41 WIB

Tekanan hidup membelenggu Anda? Merasa hidup semrawut dan tidak teratur? Saatnya meluruskan hidup kita. Coba lihat apa yang menjadi prioritas dan yang paling penting dalam keluarga, kerjaan, serta hidup kita sendiri. Sisanya… pangkas saja!

Buang rutinitas yang tidak penting Meski kita sudah mengatur untuk bisa tidur 6 jam sehari, para peneliti menyatakan, kita tidak tidur dengan benar. Mungkin tubuh kita istirahat, tetapi otak tetap dipenuhi dengan pertanyaan, seperti gimana kalau..? kenapa kita..? atau apa tugas besok? Hal ini dapat meningkatkan hormon stres, ujungnya membuat kita tetap terjaga pada malam hari.

Jadi, meskipun kita sudah berusaha untuk tidur pulas, kesempatan untuk bangun lebih awal atau mendapatkan kualitas tidur yang kita butuhkan menjadi sulit tercapai. Oleh karena itu, banyak dari kita yang harus belajar untuk menyederhanakan hidup kita, ujar Cecile Andrews PhD, penulis buku Slow is Beautiful: New Visions of Community, Leisure, and Joie de Vivre.

Coba tuliskan daftar hal apa saja yang penting, lalu tulis juga daftar hal apa saja yang harus kita lakukan keesokan harinya. Kemudian, bandingkan keduanya. Secara perlahan kita makin bisa melihat dengan jelas, mana saja yang penting bagi kita. Kemudian, lanjutkan dengan menarik napas dan cobalah menarik garis di kedua daftar tersebut.

Menaruh pekerjaan pada tempatnya Laporan kesehatan di Kanada menyebutkan, "pencurian" tidur terjadi karena kerjaan sudah melebihi batas kewajaran. Itu menjadi bukti tempat kerja sudah tidak memiliki batasan ruang lagi. Hitung-hitungannya seperti ini, lebih dari setengah dari keseluruhan pekerja, 69 persen memeriksa e-mail kerjaan mereka dari rumah, 30 persen mendapatkan kiriman faksimile yang berkaitan dengan kerjaan, dan 29 persen membiarkan telepon seluler mereka stand by selama 24 jam. Jadi, sangat tidak mengagetkan kalau 46 persen orang merasa "gangguan" kerjaan sebagai pemicu stres dan 44 persen merasa telah mengabaikan keluarga mereka.

Masalahnya, pekerjaan tidak hanya dapat merusak kehidupan keluarga kita saja, tetapi juga mengganggu "obat" peghilang stres kerja yang paling efektif, seperti kegiatan berekreasi, olahraga, hobi, dan aktivitas sosial. Hasil studi gabungan antara University of South Australia dan Univesity of Rotterdam terhadap 314 pekerja, karyawan yang melakukan aktivitas di atas ternyata tidak hanya bisa menanggulangi stres di pekerjaan saja, tetapi juga memiliki kualitas tidur yang lebih baik dibandingkan karyawan yang hanya berkutat dengan pekerjaan.

Kendalikan perangkat elektronik yang kita miliki Pasti sulit! Mungkin beberapa dari kita hanya mampu bertahan 30 menit untuk menjauh dari telepon seluler atau Blackberry. Perkembangan dan inovasi teknologi seharusnya bisa memberikan kita banyak waktu untuk bersenang-senang, bukannya mempermudah pekerjaan kita setiap saat. Kondisi ini menjadikan teknologi sebagai salah satu pencipta stres.

Satu kali telepon berdering, kita akan tegang. Ketika deringan itu sering terjadi, kita akan menjadi terbiasa. Jika sudah terbiasa, akan sulit bagi kita untuk menghentikannya dan memilih untuk tidur. Tidak harus "membuang" semua perkakas elektronik, kita hanya perlu mengendalikan pemakaiannya. Coba jawablah e-mail 3 kali sehari dibandingkan setiap 30 menit, matikan YM dan telepon seluler kita setelah pukul 6 sore.

Biasakan tidak lembur Pemikiran umum kita, lembur dilakukan agar pekerjaan bisa selesai, ujar Margaret Moline PhD, mantan ketua pusat gangguan tidur di Weill Cornell Medical College, New York. Membiarkan tubuh kita bekerja hingga melewati jam tidur akan merusak kualitas dan kuantitas tidur kita.

Langkah yang lebih baik adalah pulang ke rumah dan segeralah istirahat. Lalu, kembali besok, dan lanjutkan pekerjaan kita pada pagi hari. Sebuah studi telah membuktikan, kualitas tidur yang baik mampu meningkatkan kemampuan kita dalam berkonsentrasi. Itu artinya kita bisa bekerja lebih cepat dan akurat.

Jangan buka "e-mail" sebelum tidur Para peneliti dari Standford University menemukan, lampu yang terpancar dari layar sebelum tidur akan mampu merusak siklus tidur kita. Memundurkannya 3 jam ke depan.

Life is simple, it's just not easy. Tapi 5 strategi di atas akan membuatnya menjadi lebih mudah. (PreventionIndonesiaonline/Astrid Anastasia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com