Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Bisnis "Food & Beverage" Masih Tinggi

Kompas.com - 27/09/2010, 18:14 WIB

KOMPAS.com - Jika saat ini Anda sedang merancang prioritas pilihan bisnis, ranah makanan-minuman bisa berada di pilihan teratas. Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S. Lukman mengungkapkan, pertumbuhan industri makanan dan minuman lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan industri lainnya di dalam negeri.

Industri makanan minuman bahkan ditetapkan sebagai prioritas menunjang total pertumbuhan industri nasional. Bukankah pertumbuhan bisnis yang tercatat ini menunjukkan indikasi
geliat usaha yang membawa angin segar? Ditambah lagi, data yang disebutkan Adhi menunjukkan konsumsi pangan di Indonesia 2009 lalu mencapai Rp 2.000 trilyun. Ini sudah termasuk konsumsi produk home industry yang diproduksi para ibu rumah tangga.

Tren ke depan
Usaha makanan minuman memang tak ada habisnya. Asalkan Anda jeli melihat peluang dan menawarkan produk yang memenuhi selera konsumen.

"Tuntutan konsumen semakin banyak. Mereka menginginkan makanan-minuman yang enak, sehat, aman, tapi murah," papar Adhi dalam konferensi pers Food Ingredients Asia (FiA) 2010 di Hotel Borobudur Jakarta, Senin (27/9/2010).

Selain pertimbangan selera dan tuntutan konsumen, jika ingin membuka atau mengembangkan bisnis makanan minuman, Anda juga perlu jeli melihat tren. Menurut Adhi, minuman dan produk yang menyangkut kebutuhan sehari-hari masih menjadi tren bisnis belakangan.

Potensi bisnis lain yang masih terbuka lebar adalah bahan makanan (food ingredients). Produsen makanan-minuman lokal masih lebih banyak mengimpor bahan makanan. Sedikitnya produsen bahan makanan di Indonesia menjadi penyebabnya.

"Padahal Indonesia kaya dengan bahan baku yang bisa dikembangkan menjadi bahan makanan, seperti daun pandan, jahe, atau kunyit," tambahnya.

Adhi menjelaskan, investasi usaha bahan makanan juga relatif, tidak mesti mahal. Minimnya pengusaha bahan makanan bukan karena investasi yang mahal, atau dibutuhkannya teknologi untuk mendukungnya, lanjutnya.

"Masalahnya adalah minimnya keinginan," imbuhnya.

Di Perancis Selatan, usaha bahan makanan dikelola dalam skala kecil. Mereka memiliki pakar di bidang ekstrasi daun-daunan menjadi ingredients, dan mereka spesifik pada produk yang menjadi keahliannya, Adhe mencontohkan.

Peluang usaha bahan makanan menjadi pilihan jika Anda mandek menentukan produk makanan atau minuman. Apalagi, merujuk pada data GAPMMI yang disampaikan Adhi, pertumbuhan
pengusaha makanan dan minuman baru di dalam negeri mencapai 10 persen.

"Angka ini terbagi dua, industri baru dan pengembangan produk, atau diversifikasi usaha," tandasnya.

Sudah mulai tergerak memilih jenis usaha? Jika masih bingung, coba saja simak pertumbuhan bisnis di sekitar Anda. Bukankah banyak usaha berhasil adalah produk makanan atau minuman? Lihat saja bagaimana Kebab Turki Baba Rafi yang kini melebarkan sayapnya di jasa kuliner
dengan membuka gerai Ayam Bakar Mas Mono. Atau kesuksesan Es Teler 77 yang sudah membuka cabang di Malaysia, Singapura, hingga Australia. Semuanya adalah makanan minuman lokal, yang juga membutuhkan ingredient di setiap menu yang tersaji.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com