Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak Jurus Memilih Saham

Kompas.com - 11/10/2010, 14:53 WIB

KOMPAS.com - Paparan berikut ini akan memaparkan lebih jauh langkah berinvestasi di pasar modal. Yang utama adalah bagaimana memilih saham yang akan dibeli, dan kapan saham tersebut boleh dibeli. Hal tersebut akan diketahui berdasarkan analisis fundamental serta analisis teknikal dari setiap saham.

Secara sederhana, analisis fundamental adalah untuk mengetahui kinerja dari suatu perusahaan. Dan berdasarkan itu Anda bisa memutuskan apakah saham tersebut layak beli atau tidak. Semakin bagus kinerja dari perusahaan dimaksud, semakin layaklah saham itu untuk dikoleksi. Sedangkan analisis teknikal akan menggambarkan kapan sebaiknya saham tersebut dibeli dan atau kapan harus dijual.

Singkat kata, dalam berinvestasi di pasar modal, tentukan dulu keranjang saham yang layak untuk dibeli. Ini didasarkan atas analisis fundamental. Langkah berikutnya adalah memilih saham-saham mana saja yang akan ditransaksikan. Tentu saja, kalau harga saham tersebut cukup murah, pada saat itulah saham tersebut Anda beli. Bagaimana langkah-langkah konkretnya?

Pertama, siapkan sekeranjang saham yang siap untuk Anda beli. Caranya sederhana. Cermati analisis para analis pasar modal yang banyak ditulis di berbagai surat kabar. Lalu berdasarkan analisis tersebut, pelan-pelan Anda kumpulkan saham-saham untuk dimasukkan dalam daftar potensi beli bagi portofolio saham Anda. Katakan, Anda sudah memilih 10 saham yang menurut hemat Anda secara fundamental saham-saham tersebut menjanjikan. Apakah langsung boleh dibeli? Jelas tidak. Itu adalah kandidat saham saja.

Langkah berikutnya, Anda mesti meneliti kembali saham-saham itu ada di sektor apa saja? Jangan sampai ke-10 saham yang Anda lirik itu berada pada sektor yang sama. Sebab, mereka adalah pesaing, yang kinerjanya bisa saling bertabrakan.

Konkretnya, Anda mesti memilih saham-saham dari sektor yang berbeda. Ini disebut dengan diversifikasi sektor. Misalnya, ada saham yang bergerak di perbankan/keuangan, saham di sektor pertambangan, saham di sektor perkebunan, saham di sektor properti, dan lain sebagainya. Tentu saja, belum tentu semua sektor tersebut akan cemerlang. Sebab, faktor ekonomi makro akan memengaruhi kinerja pada masing-masing sektor. Oleh karena itu, pilihlah saham dari sektor-sektor yang karakteristiknya cukup Anda kenal secara pribadi. Ini akan memudahkan Anda mencerna analisis fundamental yang sudah disiapkan para analis.

Setelah Anda memutuskan sektor mana yang menjadi prioritas Anda, barulah kemudian Anda pilih beberapa saham dari sektor-sektor tersebut. Sebagai pemula, tidak perlu memilih banyak saham. Apa lagi jika dana Anda terbatas. Cukup menyiapkan 4-5 saham saja. Misalnya dari dua atau tiga sektor. Dengan demikian, Anda bisa fokus pada saham-saham tersebut.

Alternatif
Sekarang Anda sudah memiliki beberapa alternatif kandidat saham. Akan tetapi, apakah saham-saham tersebut masih cukup murah atau sudah mahal? Ini sangat penting, karena kendati Anda membeli saham bagus, tetapi kalau harganya sudah mahal, potensi kenaikan harganya tinggal sedikit. Oleh karena itu, Anda mesti bisa menentukan saham-saham yang berkualitas, tetapi harganya masih cukup murah.

Bagaimana menentukan sebuah saham murah atau sudah kemahalan? Banyak konsep mengenai hal ini. Namun, pendekatan yang paling sederhana adalah dengan menghitung price earning ratio (PER), atau harga saham tersebut dibandingkan dengan laba perusahaan dimaksud. Saat ini, PER rata-rata di pasar modal adalah sekitar 14 X. Kalau PER saham yang hendak Anda beli masih di bawah 14 X, saham tersebut belum bisa disebut sebagai saham mahal.

Selain itu, Anda juga perlu melihat return on equity (ROE), alias imbal hasil dari modal perusahaan itu sendiri. Beberapa kalangan menganggap ROE yang baik adalah dua kali tingkat suku bunga bank. Kalau saat ini suku bunga berkisar 7 persen, ROE perusahaan mestinya ada di atas 14 persen. Itu berarti, jika ada saham yang ROE-nya di bawah 14 X dan ROE-nya di atas 14 persen, saham tersebut secara fundamental tergolong baik.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com