Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Orang Stres Akut

Kompas.com - 04/11/2010, 04:00 WIB

Magelang, Kompas - Sepuluh pengungsi dewasa di Tempat Pengungsian Akhir Tanjung, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diketahui menderita stres akut. Ini merupakan gejala stres yang timbul mendadak dan biasa terjadi ketika menempati lingkungan baru.

”Sres akut antara lain ditunjukkan dengan gejala sulit tidur, keringat dingin, dan kurang nafsu makan,” ujar psikiater Rumah Sakit Jiwa Dr Amino Gondhoutomo, Semarang, dr Hesti Anggraini Sp Kj, Rabu (3/11).

Sepuluh penderita stres akut itu ditemukan dalam survei dan konseling psikiater terhadap 1.076 pengungsi di Tempat Pengungsian Akhir Tanjung.

Setelah tiga hari, menurut Hesti, gejala tersebut akan hilang dengan sendirinya, terutama setelah pengungsi mampu menyesuaikan diri. Meski demikian, lanjut Hesti, untuk menghindari dampak yang lebih parah, tim psikiater sudah menyiapkan obat antidepresan.

Psikiater dari Rumah Sakit Jiwa Prof Dr Soerojo, dr Inu Wicaksana Sp Kj, menambahkan, berdasarkan pantauan yang dilakukan secara berkeliling ke sejumlah lokasi pengungsian, hampir semua pengungsi saat ini mengalami stres ringan. Selain akibat perubahan lingkungan, stres ringan juga terjadi karena warga masih terbayang-bayang akan erupsi Gunung Merapi yang disaksikannya langsung.

”Sebagian pengungsi bahkan ketakutan saat mendengar suara gemuruh karena mengira suara itu berasal dari Merapi,” kata Inu.

Rumah Sakit Jiwa Prof Dr Soerojo saat ini menurunkan lima psikiater dan empat psikolog ke tempat pengungsian di Magelang. Terkait penanganan pengungsi yang menderita stres itu, Inu mengatakan, pihaknya telah memberi pertolongan pertama psikologis. Bentuknya, antara lain, berupa senam dengan narasi yang memotivasi pengungsi agar tidak terus tenggelam dalam kesedihan.

Pengungsi anak-anak

Selain masalah stres, anak- anak di tempat pengungsian ternyata juga belum mendapat perhatian yang cukup. Saat ini fasilitas untuk mereka di sejumlah tempat pengungsian di Kabupaten Magelang, Boyolali, dan Klaten (seluruhnya di Jawa Tengah) masih minim.

Di Balai Desa Pagersari, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, misalnya, kasur yang tersedia cuma dua dan dikhususkan bagi bayi. Anak-anak yang lain terpaksa tidur di tikar, layaknya orang dewasa. ”Beberapa di antaranya bahkan tidur di teras balai desa bersama orangtua mereka,” kata Sekretaris Desa Pagersari Budi Haryono.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com