Setelah cukup lama mendongeng, Febe melihat mata adiknya mulai mengantuk.
Horeee! Febe bersorak dalam hati ketika akhirnya kedua kelopak mata Oldrin terkatup rapat dan dari hidungnya berembus napas teratur.
Dengan hati-hati Febe menurunkan kedua kaki dari atas ranjang adiknya, lantas keluar dari kamar. Pembantu rumahnya, Mbok Riyah, baru selesai mencuci piring dan membenahi dapur.
”Oldrin sudah tidur, Non?” tanyanya.
Febe mengiyakan. ”Mbok, Febe tidur sekarang ya? Pagar digembok, pintu dan jendela jangan lupa dikunci,” katanya mengingatkan pesan ayahnya.
”AAHHH…, mendongeng buat Oldrin itu enggak asyik!” Inilah keluhan pertama Febe kepada Mama ketika menengok ke rumah sakit sepulang sekolah.
”Enggak asyik bagaimana Feb?” tanya Mama.
Febe pun menjelaskan pengalaman pertamanya.
”Ah, Mama lupa
Beda dengan kamu. Kamu mendengarkan dengan tekun dan perasaan terhanyutkan. Kamu enggak boleh kapok, justru di situ tantangannya. Karena Oldrin banyak bertanya, kamu jadi ikutan kritis.”