Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilih Mana, Amerika atau China?

Kompas.com - 09/11/2010, 15:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Parlemen Republik Rakyat China mendatangi parlemen Indonesia, kemarin hingga hari ini, Selasa (9/11/2010), untuk menjajaki penguatan kerja sama antara kedua negara. Sementara itu, rombongan Presiden AS Barrack Obama juga akan tiba di Jakarta, Selasa sore.

Kedua negara yang menjadi raksasa ekonomi dunia ini tampak begitu tertarik dengan Indonesia. Lantas Indonesia akan pilih yang mana?

Wakil Ketua MPR RI Hajriyanto Tohari mengatakan 'persaingan' ini wajar terjadi. China menjadi salah satu negara yang sangat berpotensi jadi adidaya di dunia. "Implikasi adidayanya itu kan ada perluasan pengaruh di berbagai bidang kehidupan. Jadi kalau kemudian Amerika dan RRC ini ada semacam kompetisi untuk menjadi yang paling berpengaruh di dunia, itu saya kira wajar saja sebagai konsekuensi logis dari kemajuan mereka, terutama di bidang ekonomi," ungkapnya di Gedung DPR RI.

Menurut politisi Golkar ini, sebenarnya Indonesia tak harus memilih. Justru Amerika dan China bisa menjadi pasar yang besar untuk Indonesia. Pasalnya, Amerika dan China sama-sama memiliki jumlah penduduk yang lebih besar dari Indonesia.

"Dari segi penduduk untuk itu makanya Indonesia harus lebih bekerja keras, jangan sampai kita ini menjadi sekedar menjadi pasar bagi kedua negara itu (RRC dan Amerika), tetapi kita harus menjadikan kedua negara yang jumlah penduduknya lebih besar itu juga menjadi pasar kita," tambahnya.

Ke depan, lanjutnya, Indonesia harus obyektif melihat keuntungan-keuntungan yang bisa diraih baik melalui Amerika dan China. Mana yang paling menguntungkan untuk Indonesia.

"Kalau Amerika mendekati, untuk itu Amerika pun harus memberi banyak manfaat juga dong untuk indonesia. kalau Amerika tidak bisa memberi manfaat banyak untuk indonesia ya untuk apa kita dekat-dekat dengan Amerika tapi kemudian jauh dengan cina. hal yang sama pun harus kita katakan juga kepada China. saya rasa politik luar negeri Indonesia harus dikelola lebih cerdas dan canggih menghadapi kedua negara yang nyaris menjadi superpower dunia ini. Jangan sampai kita diperalat kedua negara, tetapi manfaatkan hal ini untuk mengambil manfaat yang sebesar-besarnya juga demi national interest kita," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com