Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diabetes, Tak Hanya Soal Kadar Gula

Kompas.com - 24/11/2010, 06:31 WIB

”Seberapa besar kelaparan sel lantaran tidak mendapatkan gula ikut menentukan besarnya tingkat kerusakan atau komplikasi,” ujarnya.

Komplikasi akut dapat disebabkan hiperglikemia parah, sedangkan komplikasi kronis ditandai dengan kerusakan, disfungsi, dan akhirnya kegagalan berbagai organ, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan otak.

Pengobatan dan penemuan mutakhir di bidang diabetes yang dahulu glukosentrik, kini berubah. Di antaranya dengan HbA1C, berdasarkan sel darah merah. Pemeriksaan yang kini dikenal dengan A1C itu dapat menggambarkan rata-rata kadar gula darah dalam waktu dua-tiga bulan sebelumnya. Nilai A1C yang baik adalah 6,5 persen (6 persen-7 persen).

Terapi sel punca

Menjaga pola makan dan aktivitas fisik masih merupakan pencegahan agar tidak diabetes atau mengontrolnya.

”Rumusnya 3J, yakni jenis beragam (terutama rendah lemak). Jumlah sedikit dan jadwal mesti tetap dalam arti makan tidak menunggu kelaparan sehingga asupan dapat dikendalikan,” ujarnya. Yang juga penting adalah aktivitas fisik atau olahraga teratur—membuat insulin lebih sensitif karena kerja hormon endorfin.

Jika diabetes kadung telah menjadi bagian hidup, perkembangan teknologi menawarkan berbagai harapan, di antaranya terapi sel punca. Terapi ini berpotensi meregenerasi sel rusak.

Ada empat tipe sel yang teridentifikasi terkait dengan fungsi endokrin di pankreas, yakni sel-sel beta, sel-sel alfa, sel-sel somatostatin, dan sel F (sel PP). Sel beta bertugas membuat insulin. Pada orang dengan diabetes, sel-sel beta rusak. ”Terapi sel punca adalah menstimulasi sel tidak rusak di dalam pankreas. Tiga sel lain direkayasa agar terdiferensiasi menjadi sel-sel beta sehingga nantinya pankreas dapat memproduksi insulin sendiri,” ujar Dante. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan RSUPN Cipto Mangunkusumo sedang mengujinya.

Terapi lain yang terus digali adalah yang berbasis herbal. Beberapa tanaman yang digali potensinya untuk mengatasi diabetes antara lain pare, kayu manis, dan ginseng. Meski penanganan diabetes semakin maju, pencegahan selalu terbaik. Apalagi kerusakan akibat penyakit yang kerap disebut kencing manis ini sungguhlah pahit.

OLEH INDIRA PERMANASARI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com