Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sarapan Enggak Harus yang "Nendang"

Kompas.com - 09/12/2010, 19:52 WIB

KOMPAS.com — Orang Indonesia terkenal punya pola makan yang tidak mengindahkan nilai gizi yang seimbang. Nasi goreng yang serba berminyak, misalnya, kerap dijadikan menu sarapan. Setelah itu, makan siangnya nasi padang yang juga cenderung berlemak. Ada juga yang enggan sarapan dan memilih makan besar saat makan siang.

Setiap orang pasti punya kebiasaan yang berbeda dalam mengatur pola makannya, demikian menurut Rina Poerwadi, pendiri komunitas memasak sehat Mom Can Cook. Meskipun demikian, tidak berarti kebiasaan itu tidak bisa diubah menjadi lebih baik.

"Jangan sampai tidak sarapan karena sarapan akan memengaruhi energi yang dibutuhkan untuk bekerja," kata Rina, saat talkshow mengenai hasil penelitian "Second Meal Effect", yang diadakan oleh SOYJOY dan Prof Dr Ir Made Astawan, MS, di Kuningan Suites, Jakarta, Kamis (9/12/2010).

Untuk sarapan, Rina menyarankan untuk mengonsumsi jenis makanan yang mengandung indeks glikemik (GI) yang rendah. Makanan dengan kadar IG rendah yang kurang pati dan mengandung serat tinggi akan mengalami metabolisme di dalam tubuh secara lambat sehingga menimbulkan rasa kenyang lebih lama. Sementara makanan yang mengandung kadar IG tinggi akan cepat meningkatkan kadar gula darah. Kalorinya pun cenderung tinggi sehingga mudah menaikkan berat badan.

"Sarapan yang baik itu, misalnya, salad buah dan yoghurt, atau sereal. Kelihatannya enggak nendang, tapi cukup padat karena semuanya mengandung low GI. Setelah itu, antara makan pagi dan makan siang kan ada jarak, cobalah nge-mil jam 10.00. Jangan menunggu sampai lapar banget karena kalau kelaparan, kita cenderung akan makan banyak, dan makanannya cenderung high GI," tutur perempuan yang juga berprofesi sebagai holistic aromatherapist ini.

Cara lain untuk mengakali kandungan GI adalah dengan mengombinasikan jenis makanan GI rendah dan GI tinggi. Misalnya, roti dengan cokelat (cokelat termasuk makanan ber-IG rendah) sehingga hasilnya adalah makanan dengan IG medium. Supaya tidak bosan, cobalah membuat variasi makanan.

Buah yang Anda kudap sebagai sarapan, misalnya, juga bisa dicelup ke dalam dark chocolate yang dilelehkan. Atau, ambil fruit soybar dan taburkan ke atas salad buah Anda. "Anda juga bisa menghaluskan fruit soybar-nya, lalu dijadikan taburan untuk es krim. Atau, saat membuat muffin, fruit soybar yang sudah dihaluskan bisa dicampurkan di adonan muffin-nya," ujar Rina.

Untuk Anda yang sedang berdiet, Rina menyarankan untuk tidak diperbudak oleh lidah. Artinya, hanya mau mengonsumsi makanan yang cocok di lidah. Makanan yang sehat biasanya yang cenderung tidak kita sukai. Namun, setelah itu Anda akan terbiasa dan jadi menyukainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com