Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Alasan Diet Rendah Karbo Tak Bakal Sukses

Kompas.com - 13/12/2010, 16:43 WIB

KOMPAS.com - Masih nekad ingin menghilangkan nasi dan jenis karbohidrat lainnya dari diet Anda? Pikirkan lagi. Menurut para pakar kesehatan, diet rendah karbo tidak bakal berlangsung dalam jangka panjang. Para ahli nutrisi sepakat bahwa kebanyakan orang akan ketagihan karbo, dan jika Anda menghilangkan jenis makanan ini dari pola makan Anda, Anda akan menagihnya lebih banyak lagi. Ingin tahu alasan mengapa diet rendah karbo lebih banyak gagalnya?

Membuat Anda sedih dan stres
Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti Australia mengamati perilaku 106 orang yang sedang berdiet, selama setahun. Separuh dari mereka menerapkan diet kaya karbohidrat, sedangkan sisanya menerapkan diet rendah karbohidrat. Setelah setahun, pemakan karbo ternyata merasa lebih bahagia, lebih tenang, dan lebih fokus, sedangkan kelompok yang menghindari karbo merasa stres. Hal ini disebabkan karbohidrat meningkatkan pengaturan mood, mengurangi senyawa kimia penyebab stres di otak, dan makanan yang kaya protein dan lemak bisa mengurasnya, kata Grant Brinkworth, PhD, ketua penelitinya.

Tidak membuat kurus, malah lebih gemuk
Depresi dan stres yang dialami orang yang menghindari karbohidrat lama-kelamaan akan menggoyahkan upaya mereka untuk tetap langsing. Penyebabnya karena stres menimbulkan hormon kortisol dalam kadar tinggi, yang mendongkrak nafsu makan dan menyebabkan Anda ngidam makanan tersebut, demikian menurut pakar obesitas, Elissa Epel, PhD, yang juga profesor tamu di University of California, San Francisco Department of Psychiatry.

Tidak bertahan lama
Diet rendah karbo paling-paling hanya akan berlangsung enam minggu, atau maksimal enam bulan. Penelitian juga menunjukkan bahwa orang-orang lebih sulit disiplin pada diet rendah karbo daripada tinggi karbo. Studi terbaru yang diadakan oleh Universitas Harvard menunjukkan bahwa dari 322 dieter, hanya 78 persen yang tetap disiplin dengan diet rendah karbonya dalam jangka panjang. Sedangkan mereka yang tetap setia dengan diet tinggi karbonya setelah dua tahun, jumlahnya mencapai 90 persen.

Bikin perut kembung
Apa yang membuat perut Anda kembung sehingga sulit mengaitkan kancing celana atau menutup resletingnya? Ternyata bukan cuma nasi. Menurut National Institute of Digestive Diseases, perut kembung adalah salah satu gejala sembelit. Dan, sembelit merupakan efek samping dari diet rendah karbo.

Dalam sebuah studi, sebanyak 68 persen partisipan yang menerapkan diet rendah karbo mengeluhkan sembelit. Bandingkan dengan hanya 30 persen dari mereka yang tidak berdiet sama sekali, atau 35 persen yang mengonsumsi lebih banyak karbohidrat.

Jadi ngidam lebih banyak karbohidrat
Diet rendah karbo sering gagal karena Anda mulai mendambakan karbohidrat yang lebih "nendang" di perut. Dalam suatu penelitian yang digelar University of Toronto, separuh dari 89 perempuan diminta untuk membatasi jumlah karbo yang dikonsumsi, sedangkan separuh lainnya tidak. Setelah tiga hari, ketika kedua kelompok ini disajikan sarapan untuk tes dan diminta memakan apa saja yang mereka inginkan, perempuan yang mengikuti diet rendah karbo cenderung memilih karbo yang mengandung lemak dan kalori tinggi (seperti croissant), sedangkan yang menjalankan diet tinggi karbo tetap mengikuti pola dietnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com