Dalam sidang kabinet di Kantor Presiden, Kompleks Istana, Jakarta, Kamis (16/12), Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih memberikan buku tulisannya berjudul Perempuan-perempuan Kramat Tunggak
Dihubungi dari Ruang Theresia 104 Rumah Sakit St Carolus, Jakarta, Jumat (24/12) malam, Endang mengatakan, Presiden antara lain berkomentar, ”Kalau Menteri Kesehatan yang menulis buku ini, arahnya sudah jelas.”
”Tapi, kalau menteri-menteri laki-laki yang menulis buku ini, kita masih bertanya-tanya kalau lihat judulnya,” lanjut Presiden dengan nada bercanda.
Buku yang ditulis Endang ini dari penelitian di wilayah Kramat Tunggak, Jakarta Utara, sekitar 15 tahun lalu. Penelitian itu untuk disertasinya meraih program doktor di Harvard School of Public Health, Boston, Amerika Serikat.
Di bagian belakang buku itu ada kisah persahabatan Endang dengan seorang pelacur bernama samaran Aulia. Membaca bagian ini menimbulkan suasana meditatif. ”Sebelum harus kembali ke Amerika, saya mengunjungi Aulia terakhir kali. Saya memberikan kepadanya foto diri saya lengkap dengan bingkainya.... Ini untuk kenangan. Mata Aulia langsung berkaca-kaca...,” cerita Endang.
”Penelitian di Kramat Tunggak bukan lagi hanya studi untuk meraih gelar doktor, melainkan juga merupakan studi bagi jiwa saya, bagaimana menghargai nilai-nilai yang dimiliki masyarakat lain tanpa harus mengorbankan nilai-nilai sendiri,” kata Endang.
Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini berkomentar, ”Buku ini bisa jadi panduan pejabat, ulama, pendeta, dokter, sosiolog dan wartawan.”
Dokter anak di St Carolus, Utami Roesly (kakak pemusik almarhum Harry Roesly), dan para suster di Ruang Theresia 104 berkata, ”Hebat ya Ibu Menteri ini.”