Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyimak Pola Asuh Anak di Negara Lain

Kompas.com - 14/01/2011, 11:56 WIB

Negatifnya, tidak semua anak bisa memiliki kemampuan dan kekuatan dalam menerima sikap orangtua yang tegas, kata Newman. Anda bisa memarahi dan bersikap tegas kepada anak untuk menunjukkan orangtua berkuasa. Namun, hanya lakukan sikap seperti ini saat memang anak sudah melampaui batas.

Solusinya, kenali lebih jauh karakter anak Anda. Sayangnya, banyak orangtua menyepelekan hal ini, kata Newman. Orangtua perlu mengenali mengapa anak malas, bukan lantas langsung memarahinya sesuka hati. Anda bisa bersikap keras dan tegas saat mengetahui anak-anak tidak menunjukkan usahanya untuk lebih baik lagi. Namun, Anda juga perlu memberikan dukungan dan motivasi saat anak-anak kesulitan menjalani sesuatu dengan hasil maksimal.

Bersikap menuntut dan terlalu berharap
Positifnya, menggantungkan harapan atau bahkan tuntutan kepada anak untuk memenuhi keinginan Anda boleh jadi membuahkan hasil maksimal. Namun, ini terjadi hanya jika anak merespons gaya pengasuhan seperti ini dengan positif. Umumnya, pola pengasuhan yang terlalu banyak menuntut anak ini menimbulkan masalah orangtua-anak, kata Newman.

Negatifnya, sikap orangtua yang terlalu menuntut anak, menggantungkan semua harapan kepada anak, hanya akan berujung pada masalah. Saat anak gagal dan tidak mampu memenuhi harapan orangtua, mereka yang berbudaya Timur akan marah dan memberikan sebutan tak mengenakkan kepada anaknya, seperti anak tak berguna, sampah. Lain lagi dengan orangtua dari budaya Barat. Mereka cenderung akan bersikap kasar yang sifatnya kekerasan fisik, seperti memukul, kata Newman.

Solusinya, orangtua perlu membangun kembali pola pikirnya. Caranya, menyeimbangkan ketegasan dengan kelembutan hati. Orangtua perlu tahu kapan harus bersikap lembut, tetapi berani bilang tidak, bersikap tegas, dengan tetap mengenali kebutuhan dan kemampuan anak menjalani berbagai tuntutan dalam dirinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com