Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Paling "Payah" untuk Berpisah

Kompas.com - 11/02/2011, 12:09 WIB

KOMPAS.com - Mantan penyanyi Ashlee Simpson dikabarkan menggugat cerai suaminya, Pete Wentz, Rabu (9/2/2011) lalu. Tak ada orang ketiga yang menjadi penyebab perpisahan mereka. Orang terdekat Ashlee dan Pete hanya mengatakan bahwa pasangan ini hanya, "Grown apart. Mereka sudah merenggang cukup lama."

Ini bukan alasan pertama yang dilontarkan selebriti sebagai penyebab perceraian mereka. Sebelumnya, pasangan Scarlett Johansson dan Ryan Reynolds juga mengemukakan alasan tersebut.

Alasan semacam ini sebenarnya membingungkan. Apa yang sebenarnya dimaksud dengan grow apart? Maknanya terasa sangat luas, seperti pasangan mulai menjauh, merenggang, berjarak, tak hanya dalam konteks waktu dan tempat, tetapi juga kepentingannya. Tetapi bukankah pasangan ini selalu terlihat bahagia, apalagi semenjak dikaruniai seorang bocah yang kini berusia 2,5 tahun? Apakah mereka tidak lagi berkomunikasi satu sama lain? Apakah mereka sudah bosan, ilfil, satu sama lain? Mengapa mereka tak mengusahakan agar hubungan mereka hangat kembali?

Bagaimana menurut Anda, apakah growing apart hanyalah suatu alasan agar tidak perlu bekerja keras mengupayakan perkawinan yang sehat dan harmonis? Betulkah banyak pasangan malas memperbaiki hubungan, dan memilih berpisah begitu ada masalah dalam hubungan mereka?

Lebih dari separuh pernikahan di Amerika berakhir dengan perceraian, dan angkanya terus meningkat. Salah satu alasan paling umum dari pasangan yang berusaha bercerai adalah bahwa mereka mulai berjarak, dan tidak lagi merasa terkoneksi. Rasa tidak terhubung atau terikat dari pasangannya itu membuat salah satu kehilangan harapan dan membatalkan pernikahannya. Padahal, alasan pasangan menikah kan untuk merasakan kebersamaan, persahabatan, dan menikmati kehadiran pasangan.

Tetapi bagaimana suatu perkawinan bisa tiba pada titik ini? Menurut Lauren Battistini, analis warna yang juga pemilik Color My Closet, ada beberapa keadaan dan faktor yang menyebabkan rasa berjarak dalam suatu perkawinan.

Perkawinan umumnya diawali dengan suatu kebahagiaan, dimana masing-masing pasangan terdorong untuk membuat satu sama lain merasa bahagia dan terpenuhi kebutuhannya. Namun seiring berjalannya waktu, mereka menjadi lebih rileks dan semakin malas untuk berusaha menyenangkan pasangan. Kesibukan kerja, dan perhatian yang tersita untuk anak-anak juga membuat pasangan makin sulit meluangkan waktu untuk bersama. Jumlah waktu yang dihabiskan pasangan untuk bersama berbanding lurus dengan kebahagiaan mereka. Bagaimana mereka bisa merasa bahagia dan terikat bila tidak pernah bertemu?

Kesibukan juga menguras energi pasangan untuk menciptakan keintiman fisik. Ketika tidak ada waktu lagi untuk bercinta, suami-istri akan merasa tidak terkoneksi dan terpaksa menjalani hubungan. Seks merupakan salah satu cara terpenting mengungkapkan keterikatan itu. Ketika elemen ini hilang, hal itu bisa menimbulkan situasi yang mendorong adanya perselingkuhan.

Kurangnya perhatian baik fisik maupun emosi mengakibatkan salah satu atau kedua belah pihak mudah tergoda dengan perhatian dari orang-orang di luar lingkungan mereka. Seiring berjalannya waktu, masing-masing pasangan mengenal lebih banyak orang dan membuat diri mereka berkembang. Mereka menjadi orang yang berbeda; tidak seperti Ashlee yang pertama kali dikenal oleh Pete Wentz, atau sebaliknya. Rasa sayang pada pasangan mungkin masih ada, namun mereka merasa enggak nyambung lagi. Pasangan bukan lagi sosok ideal seperti yang pertama kali mereka kenal, dan tiba-tiba, orang lain jadi tampak lebih menarik di mata mereka.

Hobi atau hasrat seseorang untuk melakukan sesuatu juga bisa menjadi alasan pasangan "jalan sendiri-sendiri". Ketika perhatian Anda tersita pada anak, misalnya, padahal suami punya angan-angan berkarier di negara lain, hal ini bisa membuat suami merasa Anda tidak mampu menyeimbangkan diri lagi.

Menurut Battistini, mendengar pasangan mengatakan bahwa mereka bercerai karena mulai merenggang itu sangat melemahkan semangat. "Tetapi meskipun alasan perceraian itu seringkali sangat kompleks, gagasan tentang 'merenggang' itu buat saya alasan yang lemah untuk bercerai. Kenyataannya, mereka yang membiarkan diri mereka merenggang, kok," kilahnya.

Mereka membiarkan waktu menjadi penghambat, kekurangan energi, anak, dan faktor-faktor lain menjadi penyebab kegagalan perkawinan. Perkawinan, seperti juga aspek-aspek lain dari kehidupan, adalah suatu pilihan, kata Battistini. Jika mau, mereka bisa meluangkan waktu untuk mendekatkan diri lagi dan bukannya saling menjauh. Ini hanya sekadar membuat pilihan untuk menanamkan perkawinan yang kuat, dan bukannya membiarkan hubungan itu gagal.

Menikah adalah suatu komitmen, suatu keputusan yang sudah Anda ketahui baik-buruknya. Bila pasangan berkomitmen untuk tetap memberikan perhatian pada anak, mengapa mereka tak bisa menjanjikan komitmen yang sama untuk pasangannya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com