Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Butuh Inspirasi Sosok "Family Man"

Kompas.com - 02/03/2011, 11:16 WIB

KOMPAS.com - Tak sulit mencari sosok "family man" dalam diri pria, karena sebenarnya family man berpikir dan bertindak sederhana. Baginya membanting tulang untuk keluarga ada di atas segalanya. Apapun akan dilakukannya untuk keluarga, sehingga kehadirannya menghangatkan seluruh anggota keluarga. Meski sederhana, ternyata sosok family man kian langka, bahkan menghilang.

Kepada Kompas Female, psikolog Tika Bisono dengan gamblang mengatakan sosok family man menghilang dalam 15 tahun terakhir. Dibutuhkan inspirasi dan motivasi bagi pria untuk mengembalikan perannya sebagai sosok bermartabat dan terhormat dalam keluarga.

Sosok family man ini berakar dari cara berpikir sederhana. Menurut Tika, pria dengan karakter ini menyadari bahwa tugas utamanya adalah mengurus keluarga, memastikan anak tumbuh berkembang lebih baik dari orangtuanya, memberikan dukungan pada setiap anggota keluarga, melakukan apa pun untuk keluarganya, dan selalu hadir di tengah keluarganya.

Sosok sederhana inilah yang ditemukan dalam diri Parjan, laki-laki dari Bukit Manoreh, Kokap, Kulon Projo, Yogyakarta, sehingga terpilih sebagai pemenang program "M-150 Mencari Pahlawan, Anda Bisa!" kategori Family Man (kategori lainnya adalah Honesty dan Community Mindedness). Pria ini mengalami kebutaan empat tahun terakhir karena sakit berkepanjangan yang sulit disembuhkan. Namun kebutaan ini tak menghalanginya bekerja sebagai penderes kelapa.

Pekerjaannya yang berisiko untuk pria berkekurangan seperti dirinya dimulai pukul 04.00 dengan memanjat lebih dari 25 pohon kelapa. Perjalanan menuju "tempat kerjanya" ini juga licin dan berundak, menyulitkan bagi orang normal, apalagi bagi orang buta. Meski begitu, Parjan menjalani pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sekaligus membuktikan bahwa ia bisa melakukan pekerjaan yang belum tentu mampu dilakukan orang normal. Kesederhanaan Parjan inilah yang menjadi contoh dan inspirasi sosok family man.

"Parjan adalah sosok laki-laki yang bertanggung jawab kepada keluarga, sosok 'family man' yang sederhana. Meski miskin secara ekonomi, namun keberadaan pemenang ini menunjukkan sosok yang tidak miskin potensi, motivasi, daya juang, harapan, dan kepahlawanan," kata Tika di sela pengumuman pemenang program ini di Kempinski Grand Ballroom, Grand Indonesia, Jakarta, Selasa (1/3/2011) lalu.

Sosok inspiratif seperti ini diperlukan pria untuk mengembalikan lagi supremasi laki-laki, dalam konteks partnership di keluarga dan bersama pasangan. Supremasi laki-laki dibutuhkan dengan juga memposisikan diri sebagai mitra perempuan dalam membangun hubungan pernikahan dan keluarga. Perempuan juga membutuhkan karakter family man yang sederhana seperti ini, jelas Tika. Karenanya dibutuhkan sikap saling menghargai atau menghormati baik dari perempuan maupun laki-laki untuk memunculkan karakter ini.

Karakter family man, lanjut Tika, sederhana saja. Saat keluarga mengalami masalah, seperti anak yang terlibat narkoba atau hamil di luar pernikahan, family man selalu ada memberikan dukungan dan perlindungan pada seluruh anggota keluarga. Sosok pria seperti ini tidak bicara berapa materi yang dihasilkan atau diberikannya kepada keluarga. Namun lebih kepada tanggung jawabnya, sikap untuk melakukan apa saja untuk menafkahi keluarga. Kehadirannya juga selalu menghangatkan anggota keluarga. Family man akan hadir dalam kebersamaan bersama anak-anak, istri, menemani memasak, atau kegiatan lainnya bersama keluarga. Jadi bukan sekadar memberi gaji untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga.

"Kehormatan yang menjadikan laki-laki sebagai sosok family man dalam keluarganya. Perempuan pun menginginkan sosok laki-laki untuk dihormati, dalam relasi hubungan pernikahan dan dalam kepemimpinan di keluarga," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com