Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Minum Teh Tarik kalau Lagi Diet

Kompas.com - 28/03/2011, 08:37 WIB

KOMPAS.com — Minuman teh memiliki senyawa bernama theaflavins dan thearubigins, yang membantu mengurangi jumlah lemak yang diserap oleh tubuh sehingga dapat mencegah obesitas dan mengurangi kolesterol. Sayangnya, kehebatan teh ini sering menjadi tak berguna karena cara kita mengolah teh yang salah. Misalnya, menambahkan susu pada teh. Sebab, protein yang ditemukan pada susu sapi ternyata menetralisasi kemampuan teh melawan lemak ini.

"Ketika teh dicampur dengan susu, theaflavins dan thearubigins itu berkonflik dengan protein susu, yang menyebabkannya mengendap," kata Dr Devajit Borthakur, peneliti dari Tea Research Association, di Jorhat, India. "Artinya, kita tidak mendapatkan manfaat sehat dari senyawa ini maupun protein susu itu sendiri. Karenanya, lebih baik minum teh tanpa susu."

Penelitian ini membuat para ilmuwan tahu mengapa kegemaran orang Inggris mengonsumsi teh jadi sia-sia. Padahal, negara ini merupakan salah salah konsumen teh terbesar di dunia. Yang juga tak diketahui para peneliti ini, kegemaran mencampur teh susu juga terjadi pada orang Asia. Anda tentu kenal yang namanya teh tarik atau Thai Ice Tea, bukan?

Para peneliti di pusat penelitian ini sekarang sedang mengembangkan biakan baru dari teh dengan kadar senyawa yang lebih tinggi (yang dikenal sebagai polyphenols), sekaligus mencari cara agar kandungan ini tidak begitu ternetralisasi oleh susu. Dosis rendah dari ekstrak teh biasa ternyata mengurangi kadar kolesterol pada tikus dan juga mengurangi kadar asam lemak dalam aliran darahnya.

Penelitian serupa dilakukan di Jepang, di mana ekstrak dari daun teh ternyata mencegah penyerapan lemak dalam tubuh tikus yang diberi makanan yang tinggi kadar lemaknya. Tikus-tikus ini terbukti juga memiliki jaringan lemak lebih sedikit di tubuh mereka dan kandungan lemak yang lebih rendah pada levernya.

"Ekstrak teh hitam mampu mencegah obesitas yang dipicu oleh pola makan (yang salah) dengan menghambat penyerapan senyawa dalam usus," papar Dr Hiroaki Yajima, peneliti dari Kirin Beverage Company di Jepang, yang mengadakan penelitian ini.

Proses fermentasi yang digunakan untuk membuat daun teh menjadi hitam (jenis teh yang paling banyak dikonsumsi di Inggris) juga diketahui dapat mendongkrak tingkat senyawa pelawan lemak ini bila dibandingkan dengan teh hijau yang tidak difermentasi. Oleh karena itu, bisa dibilang teh hitam memiliki manfaat kesehatan yang lebih tinggi, asal tidak diminum dengan susu. Bahkan, susu rendah lemak pun ternyata menurunkan kadar senyawa aktif ini jauh lebih banyak daripada susu utuh atau semi-rendah lemak.

Ingin tahu manfaat teh lainnya? Silakan baca: Teh, Menyegarkan dari Kepala hingga Kaki, atau klik artikel-artikel lain di Artikel Terkait.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com