Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

YLKI : Iklan Susu Anak Pengaruhi Para Ibu

Kompas.com - 29/03/2011, 14:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com —Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai, peran pengawasan dari pemerintah terkait pengaturan promosi susu formula masih sangat kurang. Pasalnya, sampai saat ini belum ada landasan hukum yang kuat untuk mengatur mekanisme promosi produk ini.

Akibatnya, hingga saat ini belum ada sanksi yang jelas dan tegas bagi pihak-pihak yang melakukan promosi susu formula, susu pengganti air susu ibu untuk bayi yang berumur di bawah satu tahun.

”Sedang disusun RPP (rancangan peraturan pemerintah), tapi tidak mencangkup keseluruhan kode etik pemasaran susu formula,” kata anggota YLKI, Husna Zahir, saat dihubungi Kompas.com, Selasa, (29/3/2011).

Selain soal susu formula, menurut Zahir, fenomena menarik yang terjadi saat ini adalah maraknya iklan susu untuk anak-anak di atas usia dua tahun di berbagai media massa. Gencarnya promosi terhadap susu  di atas dua tahun ini dinilainya secara tidak langsung akan memengaruhi para ibu rumah tangga untuk memberikan susu formula kepada anak-anak mereka.

”Mestinya, iklan-iklan susu untuk anak di atas satu tahun harus dipikirkan,” ujarnya.

Masalah pembatasan promosi susu formula, menurut Husna, tampaknya bukan semata-mata menjadi tugas pemerintah saja. Semua pihak diharapkan turut berperan serta untuk membatasi, tak terkecuali industri susu itu sendiri.

”Harus dibatasi, karena itu tanggung jawab moral industri susu formula. Jadi pengaturan itu harus ada. Itu soal etika pemasaran untuk tidak mempromosikan dengan cara apa pun,” tuturnya.

Namun, dari sekian banyak permasalahan mengenai promosi susu formula, Zahir melihat yang paling mendasar saat ini adalah bagaimana para ibu melakukan pencegahan sejak dini.

Bagaimana pencegahannya? Pencegahan awal dapat dilakukan mulai dari sarana pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan. Dengan demikkian, para ibu akan memperoleh pemahaman dan informasi yang tepat mengenai pentingnya ASI eksklusif bagi bayi.

”Apabila di tingkat itu bisa memberikan informasi yang jelas, mudah-mudahan ibu-ibu tidak berpengaruh. Kan sayang kalau ASI itu tidak diberikan” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com