Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/04/2011, 09:55 WIB

Meski hemofilia telah lama dikenal di dalam kepustakaan kedokteran, tetapi di Jakarta baru tahun 1965 diagnosis laboratorik diperkenalkan oleh Kho Lien Keng dengan Thromboplastin Generation Time (TGT) di samping prosedur masa perdarahan dan masa pembekuan. Pengobatan yang tersedia di rumah sakit hanya darah segar, sedangkan produksi cryoprecipitate yang dipakai sebagai terapi utama hemofilia di Jakarta, diperkenalkan oleh Masri Rustam pada tahun 1975.

Apa saja gejala umum pada hemofilia?

1.      Bagi para penderita hemofilia, perdarahan dapat terjadi pada setiap organ tubuh. Kadang perdarahan dapat dengan mudah dilihat, namun dapat juga tidak

2.      Perdarahan di dapat setelah adanya benturan maupun setelah tindakan pembedahan. Akan tetapi, terdapat kemungkinan perdarahan juga terjadi tanpa diketahui penyebabnya. Perdarahan seperti inilah yang disebut dengan perdarahan spontan.

3.      Pada umumnya, bayi yang menderita hemofilia jarang mengalami perdarahan.

4.      Perdarahan mulai kerap terjadi saat bayi mulai belajar berjalan. Perdarahan yang terjadi karena luka biasanya akan berlangsung lebih lama, terutama pada bagian mulut dan lidah.

5.      Ketika penderita beranjak besar, perdarahan spontan makin sering terjadi. Kebanyakan timbul pada persendian dan otot.

6.      Di Indonesia, pada saat penderita sudah mencapai masa akil baliq, perdarahan panjang dapat terlihat jelas setelah ia disunat.

Bagaimana penanganan perdarahan menggunakan faktor pembeku darah?

1.      Perdarahan pada hemofilia biasanya diobati dengan cara memberikan faktor pembeku darah langsung ke dalam vena (disuntikan). Faktor pembeku darah tidak dapat diberikan melalui mulut.

2.      Faktor pembeku darah dapat ditemukan dalam berbagai bentuk seperti cryoprecipitate, Fresh Frozen Plasma (FFP), ataupun konsentrat faktor pembeku darah.

3.      Desmopressin atau DDAVP dapat diberikan pada penderita hemofilia A ringan. Produk ini dapat diberikan dengan cara menyuntikannya langsung ke dalam vena, di bawah kulit, atau disemprotkan melalui hidung.

4.      Pemberian faktor pembeku darah biasanya harus dilakukan secara berulang.

Apa saja yang harus dilakukan penderita agar tetap sehat?

Penanganan medis seperti transfusi/ penyuntikan faktor pembeku darah hanyalah salah satu cara agar penderita memiliki tubuh yang sehat. Namun, ada cara lain yang dapat dilakukan penderita hemofilia agar tetap sehat.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com