Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nila Wardani: Mendidik Satu Perempuan Menjamin Satu Keluarga

Kompas.com - 22/04/2011, 19:14 WIB

KOMPAS.com - Perempuan punya peran penting di rumah tangga. Karenanya perempuan perlu teredukasi dengan baik, mendapat kesempatan meningkatkan kapasitas dirinya. Mendidik satu perempuan sama dengan mendidik satu keluarga, termasuk suaminya.

Nila Wardani, pendiri LSM Ruang Mitra Perempuan (Rumpun) di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tergerak mencerdaskan perempuan sejak 2005. Perempuan kelahiran Kota Malang, 9 Juli 1966 ini membangun kaderisasi perempuan desa dengan fokus pada peningkatan kapasitas diri dan kepemimpinan.

Ibu satu anak ini menjalani profesi sebagai konsultan pembangunan untuk membiayai aktivitas sosialnya untuk memberdayakan perempuan desa.

"Ada kesenjangan yang terjadi di kota dan di desa. Termasuk gap antara perempuan kota dan perempuan desa. Untuk mengatasi kesenjangan, fokusnya adalah pada perempuan. Perempuan adalah yang paling marjinal. Sudah banyak perhatian ke laki-laki karena secara budaya laki-laki memiliki privelese. Kalau ingin menolong mestinya yang paling membutuhkan. Dan perempuan lah yang membutuhkan pertolongan. Membantu satu perempuan minimal mendidik satu keluarga," jelas Nila kepada Kompas Female di sela peringatan Hari Kartini di The Hall, Senayan City beberapa waktu lalu.

Di keluarga, lanjut Nila, perempuan memegang tanggung jawab yang banyak. Kalau tanggungjawab ini tidak diimbangi kapasitas diri maka perempuan berada dalam posisi rentan. "Perempuan harus merancang keuangan keluarga, perempuan lebih dekat dengan pendidikan di keluarga, karenanya perempuan membutuhkan peningkatan kapasitas diri," tambahnya.

Kondisi perempuan desa yang terpinggirkan ini, membuat Nila bersama tiga stafnya menjalankan program pendampingan. Rumpun mendampingi 250 perempuan yang kebanyakan adalah buruh tani, ibu rumah tangga, buruh cuci atau pekerjaan serabutan lainnya. Rumpun bekerja membangun kemandirian dan kepemimpinan perempuan melalui dua fasilitator yang bergerak di 390 desa di kabupaten Malang.

"Fokus Rumpun adalah membangun kader perempuan melalui pelatihan kepemimpinan. Lalu kader membuat kelompok mandiri perempuan. Terdapat 15-20 perempuan dalam satu kelompok dan saat ini terdapat 12-14 kelompok," Nila menjelaskan pola kerja Rumpun.

Fokus kegiatan perempuan di setiap kelompok diantaranya pemberdayaan ekonomi. Mereka membangun kegiatan olahan pangan seperti rengginang, ketan, minuman herbal, kopi bubuk lokal. Kegiatan ekonomi perempuan bergantung pengetahuan dan keterampilan serta bahan baku lokal yang tersedia di desa. Untuk permodalan, kelompok perempuan mandiri binaan Rumpun ini juga membangun Koperasi Simpan Pinjam sendiri.

Pengalaman sebagai perempuan dan pilihan untuk memberdayakan perempuan desa mendasari gerakan Rumpun di bawah kepemimpinan Nila. Tentunya selalu ada kendala ketika gerakan perubahan menyentuh perempuan. Nila mengaku, pemberdayaan perempuan masih terkendala budaya yang masih menomorduakan kaum hawa, bahkan dari diri perempuan itu sendiri. Untuk mengatasinya, isu pemberdayaan perempuan harus dipahami sebagai isu bersama oleh banyak pihak. Dengan begitu kegiatan pendampingan perempuan akan lebih mudah dijalankan.

"Ketika perempuan bisa membangun dirinya sendiri dari apa yang ia punya, inilah indikator kemajuan perempuan desa. Mereka sudah berjejaring sehingga tahu akan ke mana jika ingin berbuat sesuatu. Mereka bahkan bisa memilih keluar dari desa dan membuat kelompok baru," jelas Nila.

Bagi Nila, perempuan desa yang mandiri dan mau membangun dirinya adalah Kartini yang sebenarnya. Pasalnya, tak mudah bagi perempuan desa, keluar dari rumah, dari lingkungannya untuk belajar dan meningkatkan kapasitas diri melalui pelatihan di kota misalnya. Mereka harus berhadapan dengan pilihan dan kebiasaan mengabdi pada keluarga, yang pada akhirnya melupakan kebutuhan pribadinya. Ketika perempuan desa bisa dan mau keluar dari pembatasan diri yang dibuatnya sendiri, di sinilah letak kemajuan perempuan yang nyata.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com