Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/04/2011, 00:05 WIB

KOMPAS.com - Menyukai tantangan, bebas dan berani berekspresi, "liar", mendobrak aturan fashion. Inilah beberapa karakter khas dari perancang muda bertalenta Tex Saverio (27). Kiprah Tex di Jakarta Fashion Week (JFW) 2010 melambungkan namanya di panggung fashion dunia. Stylish dari penyanyi kontroversial, Lady Gaga, bahkan meminta Tex merancang busana untuk pemotretan majalah Harper’s Bazaar Amerika edisi Mei 2011. Rancangan Tex yang berangkat dari imajinasi liarnya, membuat kagum dunia. Blogger di luar negeri pun menjuluki pria kelahiran Jakarta, 28 Agustus 1984, ini sebagai the next Alexander McQueen.

Nama Alexander McQueen sendiri menjadi perbincangan hangat belakangan, lantaran Kate Middleton memilihnya sebagai salah satu perancang gaun pengantinnya. Meski Tex disejajarkan dengan McQueen, perancang muda ini mengaku belum pantas bersanding dengan perancang kenamaan dari Inggris itu.

"Blogger di luar negeri banyak yang mengatakan karya saya mirip Alexander McQueen. Mungkin soul dan passion-nya yang sama. Namun kalau rancangan rasanya berbeda. McQueen lebih edgy sementara saya lebih klasik dan feminin. Saya justru kagum rancangan Valentino yang simpel tapi mahal, digemari dan berbeda," jelas Tex kepada Kompas Female seusai konferensi pers workshop rangkaian kegiatan Jakarta Fashion Week 2012 di Auditorium Kementrian Perdagangan, Jakarta, Kamis (28/4/2011) lalu.

Tex merasa beruntung lantaran karyanya diapresiasi penggiat dan penggemar fashion dunia. Keunikan dan kekuatan karakter Tex yang tertuang dalam rancangan busananya memiliki daya pikat tersendiri. "Mungkin karakter bebas berekspresi, liar, berani, yang ada dalam diri saya itulah yang dikatakan mirip dengan McQueen. Saya melihat kekuatan ini sebagai nilai jual," akunya.

Tex mengaku memiliki pemikiran berbeda mengenai fashion dan bahkan cenderung mendobrak aturan baku dalam konsep fashion. "Di sekolah fashion diajarkan, untuk membuat sebuah koleksi dimulai dari konsep, riset dan gambar. Saya punya cara berbeda. Ketika diminta berkarya dari sebuah tema, saya memulainya dari konsep, lalu berimajinasi mengenai konsep tersebut, baru kemudian menggambar," papar Tex yang gemar menggambar sejak SMA.

Menurut Tex, koleksi fashion menjadi terbatas jika hanya berupa perwujudan dari gambar. Perancang muda yang terpilih sebagai satu dari lima desainer di penutupan JFW 2010 ini lebih menikmati merancang busana dengan mengandalkan imajinasi liarnya.

"Kekuatan dari suatu koleksi bukan dari detailnya, materi, teknik atau warna. Orang takkan mengenal Tex sebagai perancang yang identik dengan warna tertentu. Namun orang akan mengenali rancangan Tex dari karakter yang melekat pada koleksi tersebut. Dalam merancang suatu koleksi, bahan, teknik akan berbeda satu dengan yang lainnya," kata Tex yang mendefinisikan teknik pembuatan busananya cenderung abnormal.

Konsep fashion yang berbeda dari Tex sempat diragukan. Pasalnya, pasar fashion Indonesia belum tentu bisa menerima ide "liar" Tex dalam setiap rancangannya. Namun Tex membuktikan, karyanya yang berkarakter tetap memiliki penggemar setia. Hingga akhir tahun ini saja, Tex sudah menutup pemesanan rancangan busana. Artinya, Tex sudah cukup sibuk melayani permintaan penggemar fashion atas merek Saverio miliknya.

Koleksi Tex tak hanya dilirik pasar di Indonesia, namun juga di Singapura, Macau hingga New York. Ke depan, kata Tex, ia akan merilis koleksi ready to wear yang kental dengan karakternya. "Koleksi ready to wear dengan selera Tex masih dalam perencanaan," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com