Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prita Hapsari, Si "Dokter Uang"

Kompas.com - 09/05/2011, 11:01 WIB

KOMPAS.com - Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Sejak kecil, Prita Hapsari (30) sudah terbiasa dengan informasi berbau uang dan saham. Mungkin karena sang ibu merupakan sarjana ekonomi, sementara ayahnya berkecimpung di dunia pasar modal. Sedari kecil pula, ia sudah dididik untuk bisa mengelola uang jajannya.

”Saya sudah diberi uang jajan bulanan sejak SD. Dari uang jajan itu saya selalu berusaha menyisihkan untuk tabungan. Buku tabungannya atas nama saya,” kata Prita.

Menginjak remaja, Prita sudah berinvestasi di reksa dana. ”Paling saya melihatnya sebulan sekali untuk mengintip jumlah uang saya sudah bertambah berapa,” katanya.

Ia juga sudah pintar mencari uang sejak masih duduk di bangku sekolah. Hobi menari balet yang ditekuninya sejak usia 5 tahun membuatnya bisa mencari tambahan uang jajan. ”Saya sering tampil menari dan kemudian dapat honor. Pada tahun 2000 saya mulai mengajar balet di Namarina. Nah, semua honor ini saya masukkan ke tabungan pribadi itu,” tambahnya.

Koceknya bertambah bukan saja dari hasil menari, tapi juga dari kumpulan honornya sebagai foto model di beberapa majalah remaja, seperti Kawanku. ”Lumayan lho honornya, untuk masa itu kayaknya banyak banget,” katanya.

Nalurinya soal hitung-menghitung makin dipertajam ketika ia kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan kemudian mengambil program master di University of Sydney, Australia, tahun 2002. ”Saat kuliah di Australia itulah ayah mendesak saya untuk mengambil kuliah tambahan di bidang financial planning. Ayah meyakinkan bahwa bidang ini akan booming di masa depan,” jelasnya.

”Ramalan” ayahnya terbukti. Prita kini menjadi salah satu perencana keuangan independen yang laris dimintai nasihatnya. Bukunya yang diperuntukkan bagi para perempuan (Menjadi Cantik, Gaya dan Tetap Kaya) sudah tiga kali cetak ulang dalam setahun.

Mengapa perempuan? ”Karena perempuan itu berperan penting dalam ekonomi dan paling mengetahui urusan keuangan sebuah keluarga. Keputusan pembelian di dalam sebuah rumah tangga umumnya di tangan perempuan,” ujarnya.

Sayangnya, kata pemilik mata indah ini, tidak sedikit perempuan yang hanya menjadi ”kasir” dalam keluarganya. Mereka seperti tak berdaya untuk mengelola dan mengatur strategi keuangan.

”Ketika saya tinggal di Australia, para perempuan di sana sejak usia muda sudah memikirkan bagaimana merencanakan masa depannya. Mereka sudah tahu apa yang akan dilakukan ketika mencapai usia 40, 50, 60, dan seterusnya. Dengan sendirinya, mereka sudah terbiasa menata keuangannya sejak muda,” kata Prita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com