Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arimbi Nimpuno: Antara Dapur dan Seni Rupa

Kompas.com - 04/07/2011, 15:19 WIB

Arimbi juga tumbuh sebagai remaja pencinta museum. Di kota mana pun yang ia singgahi, mendatangi museum menjadi kebutuhan wajib. Setiap pameran koleksi baru juga berarti ”undangan” yang tak ingin ia lewatkan. ”Pameran apa saja, di museum mana saja,” katanya.

Karena itu, ia memilih belajar seni komersial di London. Kemudian melanjutkan studi sejarah seni dengan fokus seni renaisans di Florida, Amerika Serikat. Secara khusus pula Arimbi mempelajari lukisan renaisans.

Seusai studi, Arimbi memenuhi permintaan orangtuanya untuk pulang ke Indonesia. Saat itulah ia merasa apa yang ia pelajari tak sesuai dengan kondisi dunia seni rupa Indonesia ketika itu. ”Mungkin seharusnya aku lebih fokus ke seni modern, tetapi karena lama di luar negeri aku enggak mengikuti perkembangan pelukis Indonesia saat itu, jadi aku bingung juga,” ujarnya.

Setelah menikah dan mempunyai anak, Arimbi merasa perlu mengembangkan bisnis sendiri agar ia punya waktu lebih fleksibel bagi keluarga. Selama tiga tahun, ia membuka toko bunga di kawasan Menteng. Lalu menggeluti bisnis permata yang sebagian ia desain sendiri.

Jantung
Ketika kemudian ia juga bergabung dalam kepengurusan Yayasan Jantung Indonesia, Arimbi merasa kian tak mudah membagi waktu antara bisnis, kerja sosial, serta keluarga dengan empat anak yang membutuhkan perhatian. Ia pun melepaskan bisnisnya.

”Dari kecil saya dididik untuk mengerjakan segala sesuatu dengan komitmen penuh, enggak setengah-setengah. Jadi saya berhenti buka toko karena itu akhirnya menyita banyak waktu. Enggak mungkin dikerjakan bersama dengan urusan pencarian dana Yayasan Jantung Indonesia,” ujarnya.

Pencarian dana—khususnya untuk biaya operasi jantung pasien anak-anak dari keluarga tidak mampu—bagi Arimbi bukan sekadar kegiatan pengisi waktu luang. Setiap tahun ia merancang beberapa kegiatan pencarian dana, lalu mencari sponsor, menyelenggarakan acara tanpa event organizer, dan memastikan pemberi dana mendapatkan sesuatu yang sepadan dengan uang yang mereka berikan.

”Kami enggak mau nodong minta dana dengan acara yang biasa-biasa saja. Kami mau orang membayar dan mendapatkan sesuai dengan apa yang mereka bayar,” ujarnya.

Karena itu, didatangkannya antara lain suguhan tango dari Argentina hingga balet Rusia. Sejak bergabung dengan Yayasan Jantung Indonesia, Arimbi juga kian getol berkampanye hidup sehat melalui memasak makanan sehat. Memasak memang cintanya yang tak pernah luntur.

Arimbi Nimpuno Probosutedjo
Lahir: Jakarta, 29 Desember 1967
Suami: Septanto Probosutedjo
Anak: Indita (20), Nanistya (15), Gianti (13), Atari (10)
Pendidikan:
- Commercial Arts, American College London, 1986-1989
- Art History and Commercial Arts, Stetson University, Florida, 1990-1993
- Renaissance Painting, Massachusetts College of Art, 1993

Pengalaman:
- Bisnis bunga, 1997-2000
- Bisnis permata, 2000-2005
- Yayasan Jantung Indonesia, Vice Head of Fund Raising, 2005-sekarang
- Key Opinion Leader for SK-II, 2008-sekarang
- Kelas Memasak di Pakubuwono Residence, 2010-sekarang
- Ranch Market Lifestyle Studio, Co-Founder, 2011-sekarang
- Penulis kuliner dan gaya hidup

(Nur Hidayati/Yulia Sapthiani)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com