KOMPAS.com - Perut, paha, bokong, atau betis yang kencang, biasanya hanya dapat diperoleh dari latihan secara teratur. Namun kini banyak brand sepatu yang mengklaim dapat membentuk, merampingkan, bahkan memperbaiki postur tubuh perempuan hanya dengan mengenakan sepatu tertentu secara teratur.
Sebut saja koleksi sepatu olahraga dari MBT, yang menjanjikan bahwa penggunaan secara teratur akan mengaktifkan otot-otot yang selama ini diabaikan, memperbaiki postur dan cara berjalan, membentuk dan mengencangkan tubuh, dan membantu mencegah cidera sendi, otot, dan tendon.
Tetapi, selain membuat penampilan jadi keren, apakah gimmick dari perusahaan sepatu ini dapat dipercaya?
Persamaan dari rata-rata merek sepatu ini adalah tingkat ketidakstabilan pada sol yang mendorong gerakan tubuh dari depan ke belakang. Teorinya, otot-otot tubuh -khususnya pada kaki dan bokong- harus bekerja lebih keras untuk memelihara keseimbangan dengan mensimulasikan latihan ringan pada setiap langkah.
Beberapa brand sepatu mengakui bahwa satu langkah dalam toning shoes ini sama dengan tiga langkah bila mengenakan sepatu biasa. Teori ini pertama kali diuji oleh insinyur asal Swiss, Karl Muller, yang memelajari cara berjalan suku Masai di Afrika Timur pada 1990. Ia mendapati bahwa orang-orang dari suku ini memiliki postur tubuh yang baik, jarang mengalami nyeri sendi, dan tak memiliki selulit. Dari sini, ia lalu mengembangkan MBT (Masai Barefoot Technology), dengan sepatunya yang pertama mengguncang dunia functional footwear.
Tahun lalu, sebuah kajian ilmiah yang diadakan oleh American Council on Exercise, sebuah pengawas kebugaran konsumen, mendapati bahwa kebanyakan janji dari perusahaan ini tidak terbukti. Salah bila ada orang yang mengira mereka sedang berolahraga karena otot-otot mereka sakit saat mengenakan toning footwear, demikian menurut Profesor John Porcari, spesialis ilmu olahraga dari University of Wisconsin.
"Kalau Anda mengenakan sepatu yang tidak biasa Anda pakai, otot-otot Anda akan menjadi sakit. Apakah itu berarti sepatu sedang membentuk bokong Anda? Tidak, kan?" katanya.
Pendapat ini senada dengan yang diutarakan Richard Handford, ahli penyakit kaki dan juru bicara Society of Chiropodists and Podiatrists. Tidak ada jalan pintas untuk mendapatkan tubuh yang kencang. Teori dari kebanyakan sepatu ini, Anda harus menstimulasi otot-otot pada kaki supaya mampu berdiri di atas permukaan yang tidak stabil. Dengan sandal atau sepatu ini, Anda bahkan menggunakan otot-otot yang lebih dalam pada kaki. Namun efeknya ternyata tidak seberapa.
Kebanyakan bukti-bukti ilmiah itu dilakukan berdasarkan uji coba dalam lingkup kecil, dan seringkali didanai perusahaan-perusahaan itu sendiri. Sedangkan uji coba secara independen hanya menunjukkan sedikit manfaat saja.
Sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Medicine and Science in Sports and Exercise menunjukkan perbedaan yang tipis antara nyeri sendi di antara orang-orang yang memakai sepatu dengan sol yang bentuknya melengkung.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.