Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cynthia Tidajoh: Kesederhanaan Seorang Putri

Kompas.com - 15/08/2011, 11:02 WIB

KOMPAS.com - Kami menunggu kedatangan Cynthia Sandra Tidajoh (25) di lobi sebuah hotel di kota Bangalore, India. Ia dijadwalkan tiba pukul 23.00 waktu India setelah terbang sekitar empat jam dari Jakarta melalui Singapura.

Gadis berdarah Manado yang dinobatkan sebagai Putri Pariwisata 2010 ini bertugas di stan Indonesia dalam India International Travel Mart, 29-31 Juli 2011 lalu.

Siapa pun tidak akan menduga jika yang lamat-lamat menyusuri malam dengan menyeret koper dan menjinjing sebuah tas besar adalah seorang putri. Wajahnya biasa saja. Bahkan, cenderung redup. Mungkin karena mengantuk. Ia terkesan amat sederhana. Hanya tinggi badannya yang agak menonjol, 178 cm, plus sepatu berhak 10 cm. Wow....

Keesokan hari, ketika bertugas di stan Indonesia, Cynthia sudah tampil beda. Ia mengenakan mahkota dan selempang bertuliskan Miss Tourism Indonesia 2010. Senyumnya yang selalu mengembang mengundang para pengunjung IITM memintanya berfoto bersama. Lalu, dengan fasih Cynthia menjelaskan hal ihwal menyangkut pariwisata Indonesia. ”Ya, aku sebisanya menjelaskan apa yang mereka butuhkan tentang Indonesia,” katanya.

Pertemuan kedua
Sore mulai membayang ketika perempuan tinggi langsing itu datang lagi membawa dua tas besar. Jalannya sedikit terhuyung lantaran dua tas yang dibawanya cukup berat. ”Hai, maaf terlambat. Saya tadi kesasar,” ujar Cynthia sesaat setelah tiba di Bentara Budaya Jakarta (BBJ), Jumat (5/8/2011) lalu.

Lagi-lagi dalam pertemuan kedua ini, sebagai putri dia tampak sangat sederhana. Sore itu Cynthia mengenakan blus dan celana jins ketat. Wajahnya dipoles make-up tipis dan rambutnya dibiarkan tergerai. Jauh dari kesan glamor sebagaimana citra putri yang tertanam di kepala kebanyakan orang.

”Putri kan tidak harus glamor. Putri juga harus mandiri termasuk jinjing tas ke mana-mana sendiri,” ujarnya diikuti tawa renyah.

Dalam perspektif Cynthia, putri itu justru mesti sederhana, cantik, pintar, dan suka tersenyum. Tersenyum? ”Iya, dengan tersenyum kita bisa menyenangkan orang lain. Waktu pemilihan (Putri Pariwisata) kami belajar senyum, lho,” ujar Cynthia.

Senyum kok dipelajari. Bukankah itu artifisial? ”Awalnya memang artifisial, apalagi saya kadang suka moody. Tapi saya pikir, kalau saya senyum dengan hati, orang lain pasti lebih suka lagi. Orang yang merana karena patah hati pun pasti akan ikut senyum,” ujar Cynthia sambil mempraktikkan senyum manisnya.

Sore itu kami tidak sempat berbincang-bincang lama. Seusai pemotretan, Cynthia sudah harus pergi ke acara lain. ”Aku mau nyanyi dulu di gereja, daaaaaggghh....” kata penyanyi di Gereja Bethel Indonesia-Voice of Transformation itu sambil melambaikan tangan dan masuk ke dalam taksi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com