Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solusi bagi yang Ingin Menunda Kehamilan

Kompas.com - 21/09/2011, 03:08 WIB

Jakarta, Kompas - Bagi perempuan yang hendak menunda kehamilan karena ingin meniti karier, tetapi tidak ingin hamil saat kuantitas dan kualitas sel telur turun seiring pertambahan usia, kini ada solusinya. Hal itu juga berlaku bagi penderita kanker yang akan dikemoterapi.

”Simpan beku sel telur merupakan pilihan,” kata anggota staf Divisi Imunoendokrinologi Reproduksi, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia- Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), Budi Wiweko, Selasa (20/9), di Jakarta.

Di masa pubertas, jumlah sel telur perempuan sehat 300.000-400.000 sel. Saat berusia 35 tahun, sel telur tinggal 25.000 sel. Penderita kanker juga terancam mengalami kerusakan sel telur ataupun indung telur penghasil sel telur akibat kemoterapi.

Mereka yang akan menjalani kemoterapi dapat diambil sel telurnya untuk dibekukan. Sel telur ini akan dikembalikan ketika mereka sudah sehat dan siap hamil.

Budi menyarankan, sel telur yang hendak dibekukan diambil saat perempuan berusia kurang dari 35 tahun. Saat itu, kualitas sel telur dalam kondisi terbaik.

Sel telur dapat dikembalikan kapan pun, bahkan ketika perempuan terkait sudah menopause. Syaratnya, kondisi rahim masih baik, demikian Kepala Pusat Penelitian dan Pelatihan Kedokteran Reproduski (INA Repromed)/Klinik Yasmin Kencana RSCM, Andon Hestiantoro.

Sel telur yang dibekukan disimpan dalam suhu minus 196 derajat celsius menggunakan nitrogen cair.

Teknik penyimpanan beku sel telur masih baru dalam kedokteran. Di dunia baru ada 11 bayi dilahirkan dari pembuahan pada sel telur yang dibekukan. Bayi tertua berusia 4 tahun.

Penyimpanan beku sel telur merupakan salah satu program andalan Klinik Yasmin Kencana RSCM. Klinik itu dicanangkan sebagai Pusat Pelayanan, Pelatihan, dan Pengembangan Bayi Tabung di Indonesia.

Klinik ini didukung riset yang dilakukan FKUI. Hal ini diharapkan memberikan solusi klinis yang sesuai dengan kondisi penduduk Indonesia.

”Kemampuan dan kualitas layanan bayi tabung, Indonesia tidak kalah dengan negara lain, seperti Singapura. Namun, dari segi biaya lebih murah,” kata Ketua Perkumpulan Fertilisasi In Vitro (Bayi Tabung) Indonesia, Soegiharto Soebijanto.

Keberhasilan bayi tabung di Indonesia dan negara-negara lain 25-30 persen. Hal ini membuat banyak pasangan mengalami beban psikologis. (MZW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com