Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mela Bitticaca, Kopi adalah Identitas!

Kompas.com - 21/09/2011, 09:13 WIB

KOMPAS.com - Jakarta hiruk-pikuk. Mela, begitu Putri Kopi itu disapa, mengajak ngopi di Kopi Kamu, sebuah kedai kopi di Senayan City Residence. Terletak di sudut pusat belanja Senayan City, Jakarta Selatan, kedai ini cukup tenang di tengah deru kota.

”Saya mau black coffee,” kata dara kelahiran Soroako, Sulawesi Selatan, 1986, itu. Ia memilih kopi papua, dan menyarankan kami mencoba kopi lintong dari Tapanuli Utara.

”Cita rasa sebenarnya dari kopi ada di black coffee, kopi hitam,” kata putri yang keluarga besarnya adalah penikmat dari negeri kopi, Tana Toraja, ini.

Barista atau para peracik kopi di Kopi Kamu dengan cekatan meracik kopi. Ketika tersaji di meja, crema atau buih putih kecoklatan yang lembut di atas seduhan kopi terasa menyapa selera. Tapi, Mela belum menyentuhnya. Ia menikmati dulu ruapan aroma sebelum kopi dicecap lidah. Itulah tahapan-tahapan ritual ngopi.

Saat menghirup aroma kopi, ia merasa berada di kampung halaman. Keluarganya mempunyai tradisi ngopi—kopi lokal Toraja tentu. ”Tiada pagi dan sore tanpa mencium aroma kopi di rumah sambil bercengkerama dengan keluarga. Momen itulah yang selalu teringat di mana pun saya berada.”

Mela memang penikmat kopi. Ia minum kopi tidak hanya secara fungsional. Ia tak sekadar mencari efek stimulasi dari kopi. ”Penikmat kopi mencari esensi rasa,” katanya setelah seruputan pertama. Sisa crema itu menempel tipis di bibirnya.

”Bagi penikmat, lebih baik tidak minum kopi daripada minum kopi yang tidak enak,” katanya setelah cecapan berikutnya.

Mencecap dengan ujung lidah, lalu membiarkan kopi pelan-pelan membekaskan sensasi rasa di indra pececap, merupakan cara menikmati kopi. ”Penikmat kopi tidak akan minum glek-glek-glek...! Tapi mereka akan benar-benar menikmati, benar-benar sebuah ritual.”

Toraja
Laskary Andaly Metal Bitticaca menyandang gelar Putri Kopi Indonesia 2011 setelah mengikuti ajang Pemilihan Putri Kopi Indonesia di Jakarta pada April 2011. Mela sendiri sebelumnya kurang menaruh perhatian pada kontes-kontesan. Ia lebih sibuk di penelitian bidang mikrobiologi.

Mela adalah lulusan program sarjana mikrobiologi dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (ITB). Pada tugas akhir, ia melakukan penelitian tentang mikrobiologi perminyakan. Penelitian itu menjadi jembatan bagi Mela untuk melanjutkan S-2 di bidang perminyakan di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB. Belakangan, ia mengikuti penelitian tentang peningkatan produksi minyak bumi tersier pada sumur minyak yang sudah tua dengan menggunakan aktivitas mikroba.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com