Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden SBY Dinilai Ragu dan Takut

Kompas.com - 24/09/2011, 16:29 WIB

MALANG, KOMPAS.com — Jika ingin menciptakan pemerintahan yang efektif, sudah seharusnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan reshuffle kabinet. Sayangnya, Presiden terkesan ragu dan takut mendapat tekanan parpol.

Demikian pengajar Program Pascasarjana Universitas Indonesia Jakarta, Abdul Aziz SR, di Surabaya, Sabtu (24/9/2011).

Menurut dia, reshuffle harus dilakukan terhadap sejumlah menteri yang kinerjanya dipandang jelek oleh masyarakat, di antaranya, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, serta Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar.

Selain itu, juga Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini, Menteri Pertanian Suswono, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, Menteri Sosial Salim Segaf Al’Jufrie, Menteri Pemuda dan Olahraga Andy Mallarangeng, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa, Menteri Perhubungan Freddy Numberi, dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh.

Menteri-menteri tersebut lebih banyak bekerja melalui media daripada menyelesaikan masalah di lapangan. Beriklan itu selain menunjukkan kelemahan kapasitas, sekaligus menghabiskan uang negara hanya untuk membangun citra, katanya.

Ditegaskan, sudah saatnya Presiden menunjukkan hakikat kabinet presidensial dan hak prerogatifnya. Jangan takut terhadap tekanan partai politik. Masalahnya Presiden itu sangat peragu dan takut terhadap tekanan parpol. Jika hal semacam ini terulang, reshuffle itu tidak bermanfaat apa-apa, tegasnya.  

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com