Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Perlu Periksa Tulang?

Kompas.com - 06/10/2011, 16:08 WIB

KOMPAS.com - Kepadatan massa tulang akan berkurang saat usia menginjak 30 tahun dan secara bertahap akan terus menurun seiring bertambahnya usia sehingga risiko kerapuhan dan patah tulang meningkat.

Penyakit pengeroposan tulang atau osteoporosis, menurut spesialis bedah tulang dari Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (RSCM) Jakarta Errol Hutagalung terjadi tanpa disadari karena memang tidak menimbulkan gejala.

"Faktanya, satu dari tiga perempuan dan satu dari lima laki-laki akan terkena osteoporosis di atas usia 50 tahun," katanya dalam acara jumpa pers Personalisasi Perawatan Kesehatan Osteoporosis di Jakarta (6/10).

Oleh karena itu, ia menyarankan agar mereka yang berisiko tinggi menderita osteoporosis melakukan deteksi dini untuk memeriksakan kepadatan tulangnya.

"Menurut WHO, baku standar diagnosis osteoporosis adalah dengan pemeriksaan bone density measurment atau BMD. Sayangnya, di Indonesia alat ini hanya ada 50 buah dan 40 di antaranya hanya ada di Pulau Jawa," katanya.

Untuk itu, kini Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah melakukan pelatihan kepada para dokter Puskesmas untuk mencari pasien yang berisiko tinggi osteoporosis dan melakukan tindakan pencegahan agar tidak patah tulang.

"Melakukan skrining BMD agak sulit dilakukan, oleh karena itu dokter Puskesmas sudah diberdayakan untuk memberi pengobatan pada pasien yang berisiko tinggi osteoporosis," imbuhnya.

Ia menjelaskan ada dua kategori osteoporosis, yakni primer dan sekunder. Osteoporosis primer antara lain disebabkan karena faktor usia di atas 70 tahun dan pascamenopause. Sedangkan osteoporosis sekunder adalah mereka yang menderita osteoporosis karena penyakit atau melakukan pengobatan steroid jangka panjang.

"Untuk mereka yang berisiko tinggi tidak perlu periksa tulang, langsung diberikan obat pencegahan seperti kalsium," katanya.

Sementara itu untuk wanita yang masih mendapatkan menstruasi disarankan untuk melakukan pencegahan dengan cara menjaga pola makan tinggi kalsium dan melakukan aktivitas fisik teratur.

"Selama masih menstruasi, berarti hormon estrogen yang menjaga kepadatan tulang masih banyak. Belum diperlukan periksa tulang, tapi gaya hidup harus diubah agar tulang sehat," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com