Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stres Bikin Rambut Obama Cepat Beruban?

Kompas.com - 25/10/2011, 11:30 WIB

KOMPAS.com — Ada yang berubah pada penampilan orang nomor satu di Amerika Serikat, Presiden Barack Obama. Rambutnya tampak semakin kelabu. Ketika ditanyakan oleh media, ia mengatakan bahwa perubahan itu dipengaruhi oleh gen, bukan karena stres pekerjaan.

"Kakek saya mulai beruban saat ia berusia 29 tahun. Jadi tinggal menunggu waktu kapan itu terjadi pada saya. Kebetulan perubahan warna rambut ini pada masa jabatan saya sebagai presiden," katanya seperti dikutip ABC News.

Jawaban Obama tersebut mungkin terkesan diplomatis. Namun secara biologis, rambut beruban yang datang lebih cepat memang banyak dipengaruhi oleh keturunan, apalagi pada usia Obama yang sudah menginjak 50 tahun. Pada usia tersebut, 50 persen pria akan mengalami perubanan di sebagaian besar rambut mereka.

Dalam sebuah artikel yang dimuat di Journal of Investigative Dermatology tahun 2005 dilaporkan bahwa rambut orang Kaukasia rata-rata mulai beruban pada usia pertengahan 30 tahun, sementara orang Asia pada akhir usia 30 tahun, dan orang Afrika pada pertengahan 40 tahun. Obama, yang ibunya orang Kaukasia dan ayahnya berdarah Afrika, mulai menunjukkan perubahan warna rambut pada akhir usia 40 tahun.

Mengenai pengaruh stres pada perubahan warna rambut, ternyata para ahli tidak sependapat. Bukti ilmiah bahwa stres membuat orang beruban juga belum meyakinkan.

Menurut pakar biologi Gerald Weissmann, editor senior jurnal biologi FASEB, hingga saat ini belum ada literatur yang menyebutkan bahwa stres membuat rambut cepat beruban.

"Lihatlah rambut orang-orang muda di daerah konflik atau para serdadu tentara yang berperang. Rambut mereka tidak beruban meski setiap hari didera stres. Yang lebih berperan dalam memunculkan uban adalah gen," ungkapnya.

Akan tetapi, tidak semua orang setuju dengan kesimpulan Weissmann. Menurut Andrzej Slominski, ahli dermatologi, genetik memang berpengaruh besar pada timbulnya uban, tetapi ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa faktor lingkungan seperti stres juga berpengaruh.

"Ada kaitan antara stres dan uban. Fenomena ini pernah muncul ketika masa Perang Dunia II ketika rambut para tentara secara mendadak menjadi tampak kelabu," katanya.

Sementara itu, menurut ahli lain, pengaruh stres pada rambut mungkin terjadi karena hormon stres yang akan memicu produksi radikal bebas. Hal ini menyebabkan rusaknya pigmen rambut.

Selain itu, stres juga memengaruhi proses tubuh, seperti menekan sistem imun, menyebabkan gangguan pencernaan, dan meningkatkan tekanan darah. Para ahli mengatakan, perubahan proses itu juga berdampak pada folikel rambut.

Walau penyebab utama munculnya uban pada usia muda belum diketahui dengan pasti, teori dasar terjadinya uban tetap sama. Hal itu terjadi karena folikel rambut mulai menua dan secara bertahap kehilangan sel-sel pigmen yang memberi warna pada rambut. Ketika rambut yang tadinya berwarna hitam atau warna lain rontok, penggantinya lebih sering rambut berwarna putih atau kelabu.

Rambut yang berwarna putih atau kelabu ini sesungguhnya masih sama dengan rambut Anda yang lama, kecuali sekarang tidak lagi mempunyai warna. Sepintas rambut itu tampak kelabu karena kontras dengan rambut lain yang masih berwarna.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com