Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Mitos Penghambat Pengobatan Diabetes

Kompas.com - 15/11/2011, 08:08 WIB

KOMPAS.com - Diabetes melitus merupakan penyakit kronik yang kini banyak diderita orang-orang berusia produktif. Karena itu diperlukan penanganan jangka panjang karena penyakit ini akan diderita seumur hidup.

Sayangnya kebanyakan pasien diabetes melitus sering mengingkari diagnosis dokter atas penyakitnya. Karena sulit menerima kenyataan, akibatnya banyak pasien yang menunda-nunda berkonsultasi dengan dokter.

"Berbeda dengan di negara lain, di Indonesia ada hambatan kultural yang menyebabkan banyak pasien DM yang terlambat ditangani. Mereka datang ke dokter saat penyakitnya sudah mengalami komplikasi," kata dr.Tri Juli Edi Tarigan, Sp.PD, ahli endokrin metabolik dari FKUI Jakarta.

Menurut dr.Tri Juli secara umum ada beberapa mitos salah yang sering menghambat pasien DM untuk berobat.

1. Sulit menerima penyakitnya tidak bisa sembuh.

"Kebanyakan pasien ingin penyakitnya seperti batuk pilek yang bisa sembuh setelah minum obat. Padahal DM adalah penyakit seumur hidup yang harus dikelola dengan baik jika ingin tetap sehat dan hidup normal," papar Tri Juli.

2. Tidak mau mengganti obat

Penggunaan obat-obatan untuk mengendalikan gula darah tidak bisa hanya mengandalkan satu regime saja. "Terkadang diperlukan penyesuaian dosis dan jenis obat. Namun pasien sering menolak dengan beralasan dengan obat yang lama gula darahnya sudah terkontrol," katanya.

3. Khawatir efek samping

Takut ginjalnya rusak adalah alasan banyak pasien menolak mengonsumsi obat dalam jangka panjang. Padahal menurut Tri Juli jika gula darah tidak dikendalikan dalam jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan ginjal dan organ internal lainnya.

4. Menolak memakai insulin

Organ pankreas juga bisa rusak dan berhenti menghasilkan insulin. Karena itu diperlukan pasokan insulin dari luar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com