Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oposisi Yaman Ditugasi Bentuk Pemerintahan

Kompas.com - 28/11/2011, 08:31 WIB

SANAA, KOMPAS.com - Pemimpin oposisi Yaman Mohammed Basindawa, Minggu (27/11/2011), ditugasi membentuk pemerintah baru yang akan berkuasa sampai pengunduran diri Presiden Ali Abdullah Saleh, yang dijadwalkan berlangsung pada Februari.

"Mohammed Salem Basindawa ditugasi membentuk pemerintah rekonsiliasi nasional," kata dekrit yang menurut kantor berita Saba dikeluarkan oleh Wakil Presiden Abdrabuh Mansur Hadi, yang diserahi kekuasaan oleh Saleh sesuai dengan perjanjian Teluk yang ditandatanganinya pada Rabu (23/11/2011).

Basindawa, mantan anggota partai berkuasa Saleh, dipilih Jumat (25/11/2011) oleh oposisi untuk memimpin pemerintah persatuan. Lahir di Aden, ibu kota eks negara Yaman Selatan, Basindawa meninggalkan partai Kongres Rakyat Umum kubu Saleh satu dasawarsa lalu, dan menjadi penentangnya namun tidak bergabung dalam sebuah partai lain.

Mantan menteri luar negeri itu kini memiliki waktu dua pekan untuk membentuk pemerintah persatuan yang akan mencakup loyalis Saleh dan tokoh oposisi yang bertugas sampai Februari ketika Saleh meninggalkan kekuasaan dan pemilihan umum diadakan.

Saleh (69), yang memerintah Yaman selama 33 tahun, telah menandatangani sebuah perjanjian penyerahan kekuasaan yang ditengahi oleh negara-negara Teluk. Prakarsa Dewan Kerja Sama Teluk yang bertujuan mengakhiri protes berbulan-bulan itu menetapkan Saleh mengundurkan diri 30 hari setelah penandatanganan prakarsa itu, dengan imbalan kekebalan dari tuntutan hukum bagi dirinya dan anggota-anggota keluarganya.

Demonstrasi di Yaman sejak akhir Januari yang menuntut pengunduran diri Saleh telah menewaskan ratusan orang. Dengan jumlah kematian yang terus meningkat, Saleh, sekutu lama Washington dalam perang melawan Al Qaeda, kehilangan dukungan AS.

Pemerintah AS mengambil bagian dalam upaya-upaya untuk merundingkan pengunduran diri Saleh dan penyerahan kekuasaan sementara, menurut sebuah laporan di New York Times.

Para pejabat AS menganggap posisi Saleh tidak bisa lagi dipertahankan karena protes yang meluas dan ia harus meninggalkan kursi presiden, kata laporan itu.  Meski demikian, Washington memperingatkan bahwa jatuhnya Saleh selaku sekutu utama AS dalam perang melawan Al Qaeda akan menimbulkan "ancaman nyata" bagi AS.

Yaman adalah negara leluhur almarhum pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan.

Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com