Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejiwaan Pemerkosa di Angkot Akan Diperiksa

Kompas.com - 26/12/2011, 16:28 WIB
Sabrina Asril

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com — Kapolres Kota Depok Komisaris Besar Mulyadi Kaharni mengatakan, pihaknya akan melibatkan psikolog kepolisian untuk memeriksa kondisi kejiwaan para pelaku pemerkosaan dan perampokan terhadap RS (35). Keberadaan psikolog dinilai perlu untuk melihat latar belakang pelaku dan motif di balik perilaku sadis yang dilakukan.

"Tim psikolog nanti akan kami libatkan setelah pemeriksaan untuk kasus yang ini selesai. Psikolog ini hanya untuk memberikan penjelasan kenapa mereka bisa sesadis itu," ungkap Mulyadi, Senin (26/12/2011), kepada para wartawan di Mapolres Kota Depok.

Tiga pelaku yang ditangkap adalah YBR (18), DR (18), dan AI (19) terbilang masih cukup muda. Selain itu, postur tubuh ketiganya pun terbilang kecil dan tidak menyeramkan. "Ini yang bisa dijelaskan tim psikolog kenapa mereka bisa nekat di usia sangat muda," papar Mulyadi.

Hingga kini, kata Mulyadi, polisi baru menduga motif ekonomi yang membuat para pelaku merampok dan memerkosa RS. "Mereka semua sopir tembak. Sejauh ini karena hanya motif ekonomi," kata Mulyadi.

Namun, lanjutnya, aksi kriminal yang dilakukan pelaku saat ini bisa jadi merupakan hasil akhir dari sebuah pengalaman masa lalu. Ia menyoroti peranan keluarga dan pertemanan.

"Bisa jadi faktor keluarga berpengaruh karena apa yang ditangani polisi hanya hasil akhir. Psikolog nanti yang jelaskan latar belakangnya," ucap Mulyadi.

Peranan psikolog dinilai penting untuk menjawab alasan YBR yang memiliki rekam jejak aksi kriminalitas panjang. Ia bahkan pernah ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Tangerang karena kasus penipuan.

Selesai menjalani masa tahanan, YBR justru kembali mengulangi perbuatannya, bahkan lebih sadis dari sebelumnya. Ia mulai merekrut pemain-pemain baru dan membuat komplotan perampokan di dalam angkutan umum serta pencurian kendaraan bermotor sejak tahun 2009. YBR bahkan mulai berani menggunakan senjata tajam dan melukai korbannya hingga tewas.

"YBR ini otaknya. Dia selalu melukai korban. Selalu ada darah bahkan hingga tewas. Untuk kasus perkosaan terhadap RS, ini juga awalnya dia mau merampok, tapi justru memerkosa. Padahal kalau dilihat secara fisik, korban biasa saja. Ini kenapa?" papar Mulyadi.

Selain itu, ia juga melihat adanya kejanggalan di sosok AI yang merupakan kekasih YBR. Pasalnya, AI memilih diam meski mengetahui kekasihnya memerkosa perempuan lain yang notabene usianya terpaut jauh dengan YBR. Meski pendapat tim psikologi penting, Mulyadi mengatakan hasil itu tidak akan berpengaruh banyak terhadap proses penyidikan. Hal ini karena polisi meyakini peran tiap pelaku.

"Pernyataan mereka semua cocok dengan yang kami duga. Sudah bukan mirip lagi, tapi sudah menuju ke arah kebenaran bahwa mereka yang bertanggung jawab. Jadi, pendapat psikolog nanti sifatnya hanya tambahan," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com