Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaya Belanja Aksesori Unik ala Lingkar Pernik

Kompas.com - 29/12/2011, 12:30 WIB

KOMPAS.com - Umumnya, kaum hawa menggemari aksesori. Perhatikan saja cara perempuan berpenampilan, pasti ada satu jenis aksesori yang dikenakannya, entah anting, cincin, gelang, kalung, bros, atau bahkan padu padan beberapa aksesori. Setiap perempuan punya gaya dan selera berbeda dalam memilih aksesori. Mulai warna, ukuran, desain, juga bahan bakunya. Tampil mengenakan aksesori dengan gaya personal yang unik dan tak sama, inilah kekhasan komunitas Lingkar Pernik.

Siapa pun penyuka aksesori bisa menjadi bagian komunitas ini. Baik kolektor, pengguna aksesori, juga perajin aksesori. Anda dapat berbelanja ragam jenis aksesori unik, termasuk juga dapat belajar bersama cara meronce pernik menjadi aksesori unik. Bagi yang gemar membuat aksesori, dan punya banyak koleksi, Anda juga bisa menjualnya melalui berbagai kegiatan yang diadakan Lingkar Pernik.  Salah satunya kegiatan "Kongkow Akhir Tahun Bersama Lingkar Pernik" di Tjikini Cafe, Jakarta, Rabu (28/12/2011) lalu.

Di sebuah kafe, anggota komunitas ini berbagi lahan untuk menjual aksesori buatan tangan. Sebagian merancang sendiri aksesori mulai dari bahan baku hingga merangkainya menjadi aksesori yang khas. Sebagian lagi menggunakan bahan baku berupa pernak-pernik yang sudah jadi, lalu meroncenya sesuai karakter masing-masing. Alhasil, ragam aksesori unik yang khas, dan tak pernah sama satu dengan lainnya, dipajang dalam bazaar sederhana.

"Anggota Lingkar Pernik sering kumpul dan biasanya kita nge-craft bareng. Kita lebih sering menjual kreasi aksesori lewat bazaar. Seperti hari ini, kita seharian kumpul bareng di kafe ini, masing-masing membawa alat dan membuat  aksesori bareng. Kadang kita saling beli aksesori teman sendiri. Ada juga yang datang untuk belajar membuat aksesori. Orang luar yang datang ke kafe dan melihat ada bazaar, lalu berbelanja juga ada. Pembeli juga bisa memesan aksesori sesuai keinginannya. Karena kita membawa alat, kadang bisa langsung kita buatkan saat itu juga," jelas Lulu Ratna, penggagas Lingkar Pernik kepada Kompas Female.

Berbaur karena hobi yang sama
Komunitas ini tidak merekrut keanggotaan dengan cara formal. Anda hanya perlu berbaur dengan sejumlah perempuan yang memiliki hobi sama, membuat kerajinan tangan dari pernik atau rajutan. "Datang saja dulu, gabung bersama kami. Kalau mau belajar juga boleh. Kita sama-sama belajar, karena semua pembuat aksesori di sini learning by doing, kami bukan desainer aksesori, tapi lebih kepada meronce pernik dengan gaya masing-masing," jelas Lulu.

Aktivitas yang dilakukan karena hobi inilah yang membuat anggota Lingkar Pernik lebih nyaman menggelar bazaar daripada jualan online atau menitip di toko besar misalnya. Pembuatan aksesori yang bergaya personal, unik, dan tidak bersifat massal lebih jadi pilihan.

"Kami lebih suka arus supply demand yang lebih pelan. Karena bisnis yang kami jalankan memang berskala sangat kecil," papar Lulu yang mengawali konsep belanja ala Lingkar Pernik bersama sahabatnya Carolina Monteiro (Olin).

Tak hanya gaya aksesori yang berbeda, setiap anggota Lingkar Pernik juga berasal dari berbagai latar belakang profesi. Lulu sendiri adalah penggiat film pendek, sementara sahabatnya, Olin, adalah aktivis perempuan. Ada juga yang berprofesi sebagai fixer, wartawan, penulis buku, dan lainnya. Salah satu anggotanya bahkan sudah menulis buku tentang aksesori rajutan, Ari Asih Pratiwi dengan bukunya Cricheting untuk Pemula, 13 Kreasi Aksesori Cantik.

Karena hobi, setiap perajin Lingkar Pernik lebih mencari kepuasaan atau kesibukan dari kegiatan meronce pernik ini. Alhasil, produk unik yang mereka jual, selain khas dan berkarakter, juga tak dijual mahal. Harganya bisa dibilang terjangkau mulai Rp 5.000 hingga Rp 100.000.

"Ketika karya disukai dan diterima, kami senang, berarti ada orang lain yang memiliki selera sama dan dengan begitu kami ingin menarik lebih banyak lagi orang untuk menggunakan aksesori kreasi kami," tutur Lulu yang memiliki label Pernik Apik Unik Asik sejak 2010 silam bersama Olin.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com