Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resolusi Sikap Berdasarkan Peribahasa Jawa

Kompas.com - 05/01/2012, 03:40 WIB

Oleh: Valentino
Kompasiana: valentino

Ketika banyak orang menetapkan resolusi untuk tahun 2012, secara sederhana seorang “sahabat tua” mengungkapkan resolusi pribadinya berdasarkan dua peribahasa jawa, “Ngono yo ngono ning ojo ngono” dan “Ojo rumongso biso, nanging biso rumongso”. 

Secara pribadi, saya terkesan dengan penuturannya yang sederhana untuk menjelaskan kedua peribahasa itu.

Peribahasa “Ngono Yo Ngono Ning Ojo Ngono” (begitu ya begitu tetapi jangan begitu) merupakan sebuah teguran kepada setiap orang agar tidak melakukan segala sesuatu secara berlebihan. Mulai dari sikap, tindak-tanduk hingga semua yang dikatakan baik secara lisan maupun tulisan. Maksud dari peringatan ini tak lain agar setiap orang tidak berperilaku “semau gue”, menimbulkan permasalahan baru dan merugikan serta mengganggu orang lain.

Setiap individu tentu saja memiliki hak untuk hidup dengan rasa aman, memiliki penghidupan yang layak bahkan untuk berekspresi dan mengeluarkan pendapat.  Hak-hak ini bahkan dijamin secara penuh oleh konstitusi dan berbagai ketentuan hukum yang berlaku. Namun tentu saja untuk memenuhi hak-hak tersebut setidaknya juga dibarengi dengan sikap dan tanggung jawab agar tidak melanggar hak-hak orang lain.

Kesadaran mendahului kewajiban dari pada hak merupakan sikap dewasa yang bijaksana bagi setiap warga negara yang sadar hukum dan menghormati nilai-nilai budaya.

Sejalan dengan peribahasa pertama, “Ojo Rumongso Biso, Nanging Biso Rumongso” (jangan merasa bisa tetapi bisa merasa) menjadi peringatan agar kita jauh dari kesombongan dan kebohongan. Melakukan segala sesuatu hanya mengandalkan ego secara berlebihan, tanpa mengerjakannya dengan hati dan perasaan, terutama kejujuran, dapat membuahkan hasil yang tidak maksimal bahkan secara tidak langsung dapat merugikan orang lain.

Merasa bisa dapat dianggap sebagai suatu sikap yang gegabah, apalagi merasa bisa berkonotasi belum tentu bisa. Bahkan yang lebih bahaya lagi apabila merasa belum bisa tetapi mengaku bisa. Tentu saja hal ini juga menyakut sebuah kebohongan.

Bisa rumangsa (bisa merasa) memiliki pengerian  ”tahu diri”, yaitu sikap jujur untuk mengatakan dan mengakui tidak bisa apabila merasa tidak bisa.  Dengan tahu diri, setiap individu secara sadar dapat mengukur kemampuan yang dimiliki,  tidak gegabah dan “sok tau”.

Kita tidak hidup sendiri untuk mencapai semua harapan dan cita-cita,  keberadaan orang lain juga perlu kita hargai dan diperhitungkan di dalam hidup kita. Mari menjadi lebih bijak untuk menetapkan target yang akan dicapai sepanjang  tahun 2012 nanti.

Selengkapnya: http://kom.ps/mIUB

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com