Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dian Pelangi, Busana Muslimnya Menembus Pasar Dunia

Kompas.com - 07/01/2012, 10:29 WIB

Dian kemudian mengambil alih pengelolaan bisnis batik dari orangtua. Tiga tahun dikelola Dian, butik orangtuanya yang dulu ada di empat kota telah berkembang ke sembilan kota, termasuk sebuah gerai di Malaysia. Saat ini jumlah karyawan Dian lebih dari 700 orang.

Sebagai desainer muda, Dian jeli menangkap selera pasar. Ia menciptakan busana muslimah berbahan kain tradisional yang siap dipakai dan tergolong murah. Dia fanatik dengan bahan baku kain tradisional yang diproduksi sendiri, seperti kain jumputan, songket palembang, dan batik pekalongan.

Permintaan membuka butik di luar negeri, seperti di Timur Tengah dan Eropa, terus berdatangan, tetapi Dian belum menyanggupi karena kendala produksi. Selembar busana muslim berbahan batik, misalnya, membutuhkan proses produksi hingga tiga bulan.

Sejak 2009, Dian mulai menembus pasar Timur Tengah. Saat itu ia sempat kesal ketika beberapa kerabat melarangnya membawa batik karena dianggap tidak akan laku. ”Dian nekat bawa jubah batik hitam. Hanya bawa satu kopor dan ludes terjual,” ujarnya.

Debut Dian diawali saat mengikuti peragaan busana di Melbourne, Australia. Pertengahan Desember lalu, Dian turut dalam peragaan busana di Paris. Ia mengusung busana muslim musim dingin dengan inspirasi gaya Rusia.

Model
Dian juga sangat suka berperan sebagai model. Foto-fotonya menjadi identitas tersendiri bagi merek Dian Pelangi. ”Kalau di butik tidak ada foto Dian, pasti dikira palsu, ” tambahnya.

Sejak kecil, Dian selalu ingin tampil. Bak peragawati, ia memperagakan baju-baju di depan tamu yang datang ke butik ibunya di Pekalongan. Ia juga tekun membuat pola-pola baju untuk dipakai sendiri atau mendandani bonekanya.

Sebagai model, dengan postur tubuh semampai 172 sentimeter, Dian terlihat semakin tinggi karena ia sangat suka memakai sepatu berhak setinggi 15-20 cm. ”Lebih tinggi lebih bagus. Saya lebih pede dengan high heels,” katanya.

Sehari-hari ia memakai sepatu berhak 7 cm. Karena ukuran kakinya 41, Dian sering kesulitan membeli sepatu. Maka ia pun kadang mendesain sepatu sendiri agar sesuai dengan imajinasinya. ”Aku perfeksionis dalam hal penampilan. Pengin total dari ujung kaki sampai ujung kepala,” kata Dian.

Jika penat dengan padatnya jadwal, Dian menghibur diri dengan lagu-lagu Melayu, di antaranya Engkau Laksana Bulan yang dulu dipopulerkan P Ramlee dan kemudian oleh Sheila Madjid. Dengar Dian berlagu, ”Engkau laksana bulan... Tinggi di atas kayangan....”

Dian Wahyu Utami
Lahir: Palembang, 14 Januari 1991
Pendidikan:
- SD MI Adabiyah II
- SMP Insan Kamil Ponpes Al Ihya Bogor
- SMKN I Pekalongan
- ESMOD Jakarta (Fashion Design dan Pattern Making)
- Lessanul Arab (Kairo, Mesir)
Suami: Tito Prasetyo (31)

(Mawar Kusuma)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com