Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rian Eriana: Investasi Bukan Hanya untuk Orang Kaya

Kompas.com - 30/01/2012, 16:20 WIB

KOMPAS.com - Rian Eriana Kaslan (35) kini adalah Executive Vice President Commonwealth Bank Indonesia. Ia bertanggung jawab untuk bidang pengembangan produk, pemasaran, dan pelayanan. Rian dulu harus banting tulang. Pada tahun terakhir kuliahnya di Clark University, Amerika Serikat, ayahnya di Indonesia tidak sanggup membiayai kuliah Rian. Asal tahu saja, saat itu, tahun 1998, Indonesia terempas dampak krisis moneter. Sang ayah memang tak mengungkapkan ketidaksanggupan untuk membiayai lagi kuliah putri tunggalnya itu. Akan tetapi, saat itulah Rian menyadari, ia perlu mulai membantu orangtuanya.

”Waktu itu saya jual mobil di sana, toh kendaraan umum banyak, dan saya mulai kerja untuk nyelesain kuliah. Itu pelajaran yang membuat saya lebih menghargai betapa orangtua saya bekerja keras untuk bisa memberikan yang terbaik bagi saya,” kata Rian yang kemudian bekerja di sebuah bank.

Pada masa-masa awal kerja, ia mengaku cukup konsumtif. Makan boleh dihemat, katanya, asal bisa beli sepatu. Namun, setelah dua tahun bekerja, ia mulai sadar. ”Saya mulai mikir ini duit ke mana aja, ya. Padahal, mumpung di AS, saya ingin kuliah S-2 juga. Jadi mulailah saya menyisihkan sebagian gaji masuk ke produk reksa dana atau mutual fund.”

Dua tahun berinvestasi dari uang gaji yang disisihkan, Rian pun mampu membiayai sendiri kuliah pascasarjana di Universitas Boston. Malam ia kuliah, sedangkan sejak pagi hingga sore ia melakoni pekerjaannya di Bank of New York Mellon, Boston, AS. Di sana, ia memperoleh Mellon Star Award, penghargaan yang hanya diberikan kepada 34 karyawan terbaik dari 24.000 karyawan Mellon di seluruh dunia.

Rian bekerja selama tujuh tahun di Bank of New York Mellon. Di perusahaan manajemen investasi itu, Rian menangani lebih dari 100 klien institusi -termasuk di antaranya serikat-serikat buruh. Pada masa itu, Rian sempat merasakan suasana sensitif -terutama bagi pekerja asing di AS- pasca-serangan teroris 11 September 2001. Namun, ia justru mencetak prestasi karena kepercayaan nasabah.

”Kalau sekadar ditanyai nasabah latar belakang saya seperti apa, asal dari mana, termasuk bahwa saya Muslim, itu saya anggap keingintahuan yang wajar, tidak mengganggu,” ujarnya.

Kembali ke Jakarta
Setelah lulus pascasarjana, Rian memutuskan kembali ke Jakarta pada tahun 2006. Rian, yang menikah dengan Dolly Lesmana pada tahun 2005, bercerita, ia dan suaminya memang tak pernah berniat menetap di AS. Indonesia bagi mereka selalu menjadi satu-satunya ”rumah”.

Di Jakarta, Rian bergabung dengan bank asal Australia, Commonwealth. Ada hal yang menarik perhatian Rian saat itu. ”Waktu pulang ke Indonesia, saya lihat di Indonesia orang yang memanfaatkan produk investasi seperti reksa dana itu justru yang sudah banyak uang. Itu sih oke. Tetapi, orang-orang yang masih banyak kebutuhan, masih perlu beli rumah pertama, masih butuh membiayai anak sekolah, mereka juga sangat perlu berinvestasi.”

Kata Rian, ”misi” pertamanya saat terjun ke bisnis perbankan di Indonesia memang mengupayakan produk investasi bisa seluas mungkin dimanfaatkan oleh orang yang masih butuh memperkuat kemampuan ekonomi -bukan sekadar untuk mengelola kekayaan.

”Rata-rata orang di Indonesia berprinsip kerja sekeras-kerasnya saja untuk bisa menyekolahkan anak. Kalaupun berinvestasi, bentuknya sebatas membeli tanah atau emas,” ujar Rian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com