Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunitas Ibu-ibu Doyan "Nulis"

Kompas.com - 14/02/2012, 18:11 WIB

KOMPAS.com - Menatapmu...
Lelah ini terurai dan merajut binar bahagia
Berulang kuketuk langit mulut
Dengan sapaan hangat penuh cinta
Anakku
Subhanallaah walhamdulillaah
Inikah surga yang Allah janjikan pada setiap ibu?

Puisi berjudul Bahagiaku itu ditulis oleh Siti Nuraida di blog grup Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN). Selain puisi, blog juga memuat ratusan tulisan, termasuk novel dan tulisan bertema kesehatan hingga psikologi.

Tulisan para perempuan yang sebagian besar memang berstatus ibu rumah tangga ini tak hanya dipublikasikan di blog dan Facebook dengan nama grup Ibu-ibu Doyan Nulis, tetapi juga di surat kabar dan majalah. Bahkan, sudah ada yang mempunyai buku sendiri yang diterbitkan penerbit lokal hingga nasional.

Seperti dikutip di atas, para ibu itu memang ingin berkarya lewat tulisan. Indari Mastuti (32), pendiri IIDN yang berdomisili di Bandung, memang hobi menulis. Sejak SMA, tulisan-tulisannya berupa artikel atau cerita pendek dimuat di majalah remaja.

Ibu dua anak ini pada pertengahan Januari lalu menjadi juara kedua lomba Wirausaha Muda Mandiri kategori perdagangan dan jasa, karena aktivitasnya sebagai agen naskah bernama Indscript Creative. Agen naskah yang didirikan tahun 2007 inilah yang menjadi penghubung antara penerbit dan penulis serta menjadi cikal bakal berdirinya IIDN.

”Permintaan tulisan dari penerbit jauh lebih banyak melebihi tulisan. Saya berpikir, mengapa tidak memberdayakan ibu-ibu saja. Apalagi, aktivitas menulis bisa dilakukan di rumah, dan pada akhirnya bisa menjadi sumber penghasilan tambahan keluarga,” tutur Indari.

Cita-cita Indari kemudian diwujudkan dengan membuat kelompok IIDN melalui Facebook, Mei 2010. Dalam waktu sebulan, grup ini sudah beranggotakan 1.000 ibu. Saat ini sudah lebih dari 5.000 orang tercatat sebagai anggota.

Karena tersebar di banyak kota, dibentuklah koordinator wilayah yang bertugas mengatur arus informasi dari pusat ke wilayah atau sebaliknya. ”Anggotanya beragam. Ada ibu-ibu yang sudah terbiasa menulis dan belum. Namun, sebagian besar adalah mereka yang sudah biasa menulis, tetapi tidak tahu bagaimana caranya agar tulisan mereka bisa dipublikasikan,” kata Indari.

Novel sampai resep
Kepada pemula, Indari memberi tips bahwa menulis tak berarti harus menulis buku. ”Bisa saja dimulai dengan menulis buku harian, puisi, atau artikel sesuai dengan bidang yang dikuasai. Jangan berpikir harus menulis topik yang berat. Hal-hal sederhana yang berada di sekitar kita pun bisa ditulis,” kata Indari.

Ibu-ibu yang hobi memasak, misalnya, bisa menuangkan bumbu dan bahan yang biasa dimasak dalam tulisan resep. Saat resep-resep ini sudah terkumpul, jadilah buku resep. ”Atau bisa juga menulis seperti ini,” kata Indari, sambil memperlihatkan sebuah buku tentang cara memelihara kelinci yang ditulis oleh seorang ibu yang gemar memelihara kelinci.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com