Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalau Ibu Kesulitan "Bonding" dengan Bayi

Kompas.com - 16/02/2012, 10:40 WIB

KOMPAS.com - Bonding adalah jalinan kasih sayang antara orangtua dan bayinya. Untuk dapat melakukan bonding, ibu perlu memiliki perasaan bahagia, nyaman, dan ketulusan hati saat mengasuh bayi. Sebenarnya perasaan seperti ini sudah dimiliki ibu secara alami.

Namun, tidak selamanya ibu dapat melakukan bonding segera setelah bayi lahir. Menurut psikolog Meriyati Budiman, MPsi dari RS Pondok Indah Jakarta Selatan, ada sejumlah hambatan yang menyebabkan ibu kesulitan bonding dengan bayi baru lahir.

1. Hambatan psikologis.
Faktor psikologis ini biasa disebut dengan baby blues. Gejalanya: suasana hati yang berubah-ubah (satu menit bahagia, menit berikutnya menangis), merasa cemas, gelisah, sulit konsentrasi, sulit tidur, dan menurunnya nafsu makan. Biasanya gejala ini muncul di hari ke-3 dan ke-4 setelah bayi lahir dan dapat berlangsung beberapa hari.

Baby blues
dianggap normal dan biasanya akan hilang dalam waktu beberapa hari, sehingga tak perlu ditangani secara medis. Meski begitu, ibu tetap perlu dukungan emosional dari orang-orang terdekatnya dan konsultasi psikologis dibutuhkan untuk mempercepat pemulihan kondisinya. Pasalnya, baby blues bisa berkembang menjadi postpartum depression dengan gejala: merasa sedih, sering menangis, gelisah, mudah marah atau cemas, hilang minat untuk melakukan aktivitas sehari-hari, kurang energi atau motivasi juga kesenangan dalam hidup, sulit tidur, menurunnya nafsu makan, merasa tidak berharga, putus asa, merasa bersalah, berat badan menurun.

Postpartum depression
dapat terjadi kapan saja di tahun pertama setelah melahirkan. Karena gejalanya bisa bertahan lebih lama dan parah, maka dibutuhkan pengobatan, selain dukungan dan konseling untuk membantu pemulihan. Selain itu, ada juga gejala yang lebih berat, tapi jarang terjadi yaitu postpartum psychosis. Ini adalah penyakit yang sangat serius dan mencakup semua gejala postpartum depression serta memiliki pikiran menyakiti diri sendiri, menyakiti bayi, dan tidak memiliki minat pada bayi. Penderita postpartum psychosis butuh pengobatan dari psikiater.

2. Hambatan fisik.
Contoh, ibu sakit, kelelahan dan lainnya. Tentunya hal ini harus diatasi. Bila ibu merasa lelah, cobalah minta pasangan untuk membantu tugas sehari-hari. Bisa juga meminta bantuan orang lain untuk membereskan tugas rumah tangga maupun tugas lainnya. Bila sakit, segera atasi penyakitnya dengan berobat ke dokter.

3. Faktor bayi.
Misal, bayi sakit sehingga harus dirawat beberapa minggu sebelum diperbolehkan pulang. Bisa juga bayi yang langsung diambil dari ibunya setelah bayi lahir karena kepentingan prosedur medis. Bila ini terjadi, ibu harus berpikir positif sambil terus memantau kondisi bayinya. Jangan ragu meminta seseorang yang dapat dipercaya untuk mendengarkan curhat ibu. Setelah bayi keluar dari rumah sakit, segera lakukan bonding dengan bayi.

Cara mengatasi
Secara umum, semua hambatan di atas tak dapat diatasi oleh ibu sendirian, tapi setidaknya ibu masih dapat melakukan upaya penanggulangan agar perbaikan lebih cepat terjadi. Caranya, jangan sungkan meminta bantuan profesional untuk mendapatkan saran, bimbingan, dan pengobatan yang tepat, entah psikolog, psikiater, dan lainnya.

Selain itu, agar beban di pundak semakin ringan, cobalah terlibat dalam komunikasi yang dapat memberikan dukungan sosial. Siapa tahu mereka juga dapat memberikan saran tentang gangguan yang dialami, baik ibu maupun bayi. Jujurlah pada diri sendiri, ibu memerlukan bantuan.

Terakhir, melakukan bonding atau menjaga kelekatan ibu dan bayi tidak berarti ibu terus menerus bersama bayi. Ibu juga perlu waktu sendiri untuk menyenangkan diri sendiri. Lakukan hobi seperti biasanya, bisa dengan membaca buku, mendengarkan musik, meditasi, kegiatan apapun yang ibu suka.

(Gazali Solahuddin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com