Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Hidrosefalus Meningkat

Kompas.com - 05/03/2012, 20:42 WIB
Timbuktu Harthana

Penulis

MANOKWARI, KOMPAS.com — Kasus bayi hidrosefalus di Papua Barat makin banyak terdeteksi. Penyakit yang berakibat kematian ini umumnya terlambat ditangani karena orangtua tidak mampu dan peralatan di rumah sakit tidak mendukung.

Menurut dokter spesialis anak di RSUD Manokwari, dr Maria Warwe, kasus hidrosefalus beberapa kali ditemui di Manokwari, Papua Barat. Selama 3 tahun terakhir, ada 6 kasus yang telah ditanganinya. Kasus terakhir adalah anak dari pasangan Ayu (27) dan Joko (30), warga Manokwari, yang lahir dengan cacat bawaan dan menderita hidrosefalus.

Selain menderita hidrosefalus, bayi yang baru berusia seminggu ini juga mengalami kelainan jantung dan tulang lengan kiri yang tidak tumbuh sempurna. ”Bayi menderita kelainan bawaan lahir, ukuran kepala lebih besar dari normal bayi sesuai umur dan jenis kelamin,” kata dr Maria, Senin (5/3/2012) di Manokwari.

Sebelumnya, Desember lalu, juga ada kasus serupa di RSUD Manokwari. Sayangnya, bayi yang baru berusia dua hari itu meninggal karena terlambat ditangani. Ayu menyatakan, sudah mengetahui kelainan pada janinnya saat usia kandungan 7 bulan dari hasil ultrasonografi (USG). Namun, dokter tidak bisa berbuat banyak karena penanganan dapat dilakukan setelah bayi dilahirkan.

Ayu tidak merasakan sakit atau keluhan ketika mengandung, hanya sekali mengalami pendarahan saat janin berusia 3 bulan. Semuanya berjalan normal, tetapi bayinya lahir prematur, yakni pada usia 8 bulan. ”Saat melihat hasil USG, dokter menduga bayi terserang toksoplasma sehingga ada kelainan pada kepalanya,” kata Ayu.

Joko dan istrinya berencana ke Semarang, Jawa Tengah, untuk mengoperasi bagian kepala dan memasang selang guna mengeluarkan cairan di dalam kepala anaknya. Anaknya yang masih sulit bernapas akan dibawa ke Semarang setelah kondisinya pulih dan stabil. Dia yakin, masih ada harapan pada anaknya karena pernah melihat anak penderita hidrosefalus usia dua tahun hidup dengan selang yang terpasang di kepala.

Dr Maria menjelaskan, penyebab hidrosefalus bisa dipicu oleh faktor genetik dan lingkungan yang dapat terjadi di dalam kandungan ataupun setelah bayi dilahirkan. Infeksi akibat TORCH  (toksoplasma, rubella, cyto megalo virus, dan herpes simplex virus) saat ibu hamil juga bisa menyebabkan bayi cacat dan menderita hidrosefalus. Kasus ini kerap berujung pada kematian karena belum ada rumah sakit rujukan yang dapat mengoperasi penderita hidrosefalus.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com