Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makan Daging Belum Jadi Kebiasaan

Kompas.com - 02/04/2012, 17:15 WIB

KOMPAS.com - Konsumsi daging masyarakat Indonesia masih rendah, 2 kg per kapita per tahun. Selain harga yang cenderung tinggi, minimnya kreasi dalam mengolah daging sapi, serta ketidaktahuan masyarakat mengenai ragam manfaat daging terutama untuk tumbuh kembang anak, menjadi sejumlah faktor penyebabnya.

"Konsumsi daging di Indonesia masih rendah, 2 kg per kapita per tahun. Amerika sekitar 30-35 gr per kapita per tahun, sedangkan di Australia sebagai negara produsen daging sapi, 35 kg per kapita per tahun," jelas Isye Iriani, Chief Representative Meat & Livestock Australia di sela acara Australian Wagyu Taste Experience di Tamani Kafe Grill Kemang, Jakarta, Senin (2/4/2012).

Menurut Isye, idealnya setiap individu mengonsumsi daging 150 gram per hari, 3-4 kali dalam seminggu. "Tidak dianjurkan makan daging setiap hari, namun setidaknya dalam seminggu asupan protein dari daging dapat dipenuhi," tambahnya.

Kandungan nutrisi pada daging sapi dapat memenuhi kebutuhan gizi seimbang asupan harian. Dalam daging sapi terkandung zat besi, zinc, selenium, vitamin B12, dan omega-3.

"Kandungan zat besi pada daging sapi lebih tinggi dari sumber protein lain. Variasi olahan daging dapat memenuhi kebutuhan akan protein. Terutama bagi anak-anak usia 5-12 tahun yang membutuhkan zat gizi seimbang, termasuk zat besi dari protein hewani dalam menunjang perkembangan fisik dan otaknya," jelas Isye.

Menurutnya, informasi mengenai berbagai manfaat daging sapi ini belum sepenuhnya diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Termasuk mengenai cara penyimpanan, pengolahan, hingga cara mengkreasikan ragam jenis olahan daging sapi.

"Banyak orang yang kurang mahir memasak daging sapi secara benar. Daging sapi cenderung dimasak dalam waktu lama dan suhu panas," tuturnya.

Menurut Isye, cara memasak dan mengonsumsi daging sapi dengan menu yang itu-itu saja juga memengaruhi kebiasaan makan daging masih rendah. Minimnya kreasi menu dan olahan daging sapi inilah yang kemudian membuat kebanyakan orang cenderung hanya menyukai olahan daging yang gurih. Termasuk anak-anak yang pada akhirnya mau mengonsumsi daging hanya jika rasanya gurih.

Sementara, tak semua pengolahan daging memberikan rasa gurih. Pada daging kualitas premium, seperti wagyu atau black angus misalnya, dengan dimasak sebagai steak medium rare citarasanya jauh lebih tinggi.

"Banyak orang makan daging karena rasa gurih dari bumbu, bukan karena kelezatan dari citarasa daging itu sendiri," lanjut Isye.

Ketidaktahuan masyarakat mengenai ragam jenis serta manfaat daging sapi, tentang cara mengolah juga menyimpannya turut membuat konsumsi daging masih rendah, di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com