Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesehatan Jiwa Lansia

Kompas.com - 09/04/2012, 07:01 WIB
Halo Prof

Konsultasi kesehatan tanpa antre dokter

Temukan jawaban pertanyaanmu di Kompas.com

KOMPAS.com -  Usianya sudah 81 tahun lebih tetapi secara umum kondisi fisiknya masih baik. Badannya masih tampak bugar untuk ukuran seusianya. Walaupun bila berjalan harus dituntun agar lebih seimbang secara umum fisiknya menunjukkan bahwa kakek ini masih cukup segar di usianya yang memasuki kepala delapan.

Pemeriksaan fisik pun menyatakan demikian, jantung dan parunya masih dalam batas normal. Walaupun sudah lebih dari 20 tahun ini menggunakan antihipertensi, namun hal tersebut tidak mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darahnya saat ini. Sayangnya tidak demikian dengan kondisi mental emosionalnya. Selain mengalami penurunan suasana perasaan dan kurangnya gairah hidup, pasien juga mengalami gangguan daya ingat yang nyata terlihat.

Penurunan daya ingat sebenarnya sudah berlangsung lama, sekitar 5 tahun belakangan ini namun semakin diperparah sejak pasien ditinggalkan oleh istrinya tercinta. Kondisi depresi memperparah gangguan kognitif yang dideritanya. Sudah sejak dua tahun belakangan ini, pasien menjadi salah satu pasien lansia yang saya rawat. Pengobatan dengan obat antidepresan dan antidemensia diberikan kepada pasien karena kondisi sakitnya saat ini.

Anak pasien yang tinggal dengan pasien mengatakan pasien dibawa ke psikiater awalnya karena kondisi depresi yang nyata pasca kehilangan istri yang meninggal, namun belakangan gangguan kognitifnya pun semakin menjadi-jadi dan dirasakan perlu penanganan segera. Saat ini, kondisi gejala depresi sudah jauh membaik dan penurunan kognitif yang nyata sudah tidak tampak lagi.

Depresi Pada Lansia

Kecenderungan mengalami depresi meningkat sejalan bertambahnya usia. Kaum lansia merupakan salah satu kelompok orang yang rentan mengalami depresi sepanjang hidupnya. Sekitar 1-5% populasi lansia mengalami gangguan depresi. Angka ini bertambah besar sampai 13.5%  pada lansia yang mengalami gangguan medis dan harus mendapatkan perawatan di rawat inap. Kondisi depresi pada pasien lansia banyak dihubungkan dengan kebugaran fisiknya.

Orang lansia yang mengalami kondisi medis umum terkait dengan penyakit degeneratif (hipertensi,kencing manis,rematik) lebih rentan mengalami depresi dibandingkan yang tidak. Selain itu sindrom "sarang burung kosong" atau Empty Nest Syndrome (seringkali ditulis dengan pendekatan bahasa dan bunyi kata menjadi Emptiness Syndrome atau sindrom kesepian) akibat kehilangan anak atau keluarga yang biasanya mendampingi. Ini biasanya terjadi pada lansia yang ditinggalkan anaknya menikah atau pisah dari rumahnya selama ini.

Gangguan depresi pada lansia bisa terjadi dengan berbagai gejala, paling banyak dilaporkan adalah adanya gejala-gejala fisik. Insomnia atau sulit tidur, nyeri otot dan sendi, gangguan cemas dan kurang nafsu makan adalah gejala-gejala depresi yang sering timbul pada lansia. Gejala-gejala fisik ini akan menjadi sulit dibedakan dengan gejala fisik pada kondisi medis umum karena sering kali mirip dan merupakan bagian yang saling mempengaruhi.

Untuk itulah, dokter yang merawat pasien lansia harus memahami betul konsep biopsikososial dan psikosomatik medis ketika menangani pasien lansia karena gejala-gejala gangguan kejiwaan tersering pada lansia seperti depresi bisa bermanifestasi dalam bentuk keluhan fisik.

Pikun Itu Penyakit

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com