Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rancangan Musim Semi untuk Indonesia

Kompas.com - 13/05/2012, 17:21 WIB

KOMPAS.com - Tren musim semi tak hanya bisa dinikmati oleh mereka yang tinggal di negara empat musim. Meski Indonesia tidak mengalami musim semi, keindahan serta keceriaan tren musim semi juga bisa dinikmati oleh masyarakat kita, salah satunya melalui koleksi busana delapan desainer Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI). Mulai awal Mei sampai Juli 2012, koleksi mereka bisa Anda dapatkan di Metro Department Store, Plaza Senayan.

"Ini merupakan kolaborasi kedua dari IPMI dan Metro untuk mendukung perkembangan industri mode Indonesia, sekaligus untuk memberikan alternatif pilihan gaya busana bagi masyarakat Indonesia," ungkap Anskarina Christin, Assistant General Manager Marketing Metro Department Store di Plaza Senayan Arkadia, Jumat (10/5/2012) lalu.

Beberapa desainer IPMI seperti Ari Seputra, Denny Wirawan, Liliana Lim, Syahreza Muslim, Widhi Budimulia, serta Yongki Budisutisna, serta Tuty Cholid dan Valentino Napitupulu yang baru bergabung tahun ini, akan mengangkat tema The Designer's Enchanment. Warna-warni musim semi yang ceria diinterpretasikan melalui ciri khas mereka masing-masing.

Ari Seputra, yang juga menjabat sebagai Ketua IPMI, menampilkan koleksi dengan inspirasi bunga-bungaan. Busananya dikombinasikan dengan penggunaan bahan yang terkesan feminin, seperti lace, sifon, dan jacquard, dalam warna-warna pastel dan nude.

Denny Wirawan, yang identik dengan penggunaan kain batik, mengusung tema Geometric Batik yang dihasilkan dari kombinasi motif garis dan kotak-kotak dengan batik pekalongan. Warna hitam putih dikombinasikan dengan warna-warna terang seperti merah, oranye, dan kuning, dalam motif polkadot untuk memberikan aksen lebih unik. Keseluruhan gaya busana yang ditampilkan bergaya simpel kasual dengan kesan playful dan girly.

"Ini bertujuan agar semua koleksi ini tak hanya bisa digunakan oleh remaja, tetapi juga untuk ibu-ibu muda," tambahnya.

Aksen garis maskulin yang tegas menginspirasi Liliana Lim untuk membuat koleksi terbarunya. Liliana menuangkan kekakuan garis maskulin dalam busana perempuan modern melalui penggunaan teknik lipit. Hasilnya adalah siluet busana yang lebih anggun dan menawan.

Syahreza Muslim menghadirkan koleksi yang terinspirasi dari garis feminin yang dikombinasikan dengan gaya romantik elegan. Elemen romantik hadir melalui eksplorasi kain sifon, satin, taffeta, dan lace, yang dipadukan dengan penggunaan corsage. Syahreza banyak menggunakan gradasi warna pastel seperti ungu, hijau, kuning, dan beige. Ada juga yang digabungkannya dengan warna kontras seperti marun, hitam, dan abu-abu.

Imajinasi musim semi dituangkan Widhi Budimulia dalam koleksi busana cocktail. Busananya banyak menggunakan aplikasi bordir dan beads, dalam gaun yang berwarna matang dan berani. Sedikit berbeda dengan rekannya, Yongki Budisutisna mengangkat tema Pop Dots dengan gaya pop art yang tren di tahun 1960-an. Motif ini diangkat kembali dengan sedikit mengadaptasi gaya 2012-an yang lebih modern.

Adapun dua "pendatang" kali ini, yaitu Tuty Cholid dan Valentino Napitupulu, juga memberikan sentuhan berbeda dalam koleksi mereka. Tuty, yang sudah berkarier sejak tahun 1986, memilih untuk mengangkat kain khas Makassar dalam koleksi bertema Tropical Colors of Makassar. Inspirasi ini diperoleh dari pakaian tradisional Makassar yang dikenakan oleh baine gammara (gadis cantik Makassar). Ia banyak mengolah kain tenun, songket, serta bordir Makassar ini dalam bentuk gaun terusan, rok mini, blazer, blus, hingga pantalon (celana panjang yang sempit) dalam warna yang cerah.

Sedangkan koleksi bertema The Touch of Embroidery with Lace, Valentino banyak menampilkan busana cocktail dalam warna netral seperti putih, turquoise, dan emas. Busananya dipercantik dengan penggunaan embroidery (bordir) dan motif bunga-bungaan. "Ini koleksi siap pakai pertama saya yang diproduksi massal, setelah 10 tahun hanya fokus pada order khusus saja," ungkap Valentino.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com