Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaringan KRL Sampai Stasiun Maja

Kompas.com - 16/05/2012, 02:57 WIB

Secara terpisah, Kepala Humas PT KAI Daop I Mateta Rijalulhaq mengatakan, PT KAI menyiapkan kereta untuk melayani jalur yang sudah dielektrifikasi. ”Ada beberapa armada yang siap dioperasikan bila jalur tersebut sudah resmi dibuka untuk KRL,” ujarnya.

Operator mendukung operasional KRL di wilayah itu untuk mengurangi kepadatan penumpang kereta lokal.

Tahun 2010 rata-rata penumpang yang berangkat dari stasiun-stasiun di antara Stasiun Maja dan Stasiun Parungpanjang mencapai lebih dari 16.000 orang per hari. Jumlah penumpang di lintas ini semakin tinggi seiring bertambahnya permukiman di kawasan ini.

Mateta belum bisa menyebutkan jumlah perjalanan KRL yang disiapkan untuk lintas ini. ”Penambahan perjalanan KRL harus mendapatkan izin dari Ditjen Perkeretaapian,” kata dia.

Selain itu, PT KAI juga akan membangun stabling atau tempat penyimpanan kereta di kawasan Parungpanjang. Dengan adanya stabling di lokasi ini, diharapkan KRL bisa lebih cepat sampai ke Stasiun Maja terutama pada pagi hari.

Selain elektrifikasi, rel di ruas antara Stasiun Serpong dan Stasiun Parungpanjang juga sudah selesai dibuat ganda. Sebelumnya, di ruang ini masih rel tunggal sehingga kereta dari dua arah harus bergantian melewati rel ini.

Tundjung mengatakan, tahun ini pihaknya akan memulai pembangunan rel ganda Parungpanjang-Maja. ”Diharapkan, rel ganda di ruas ini akan rampung pada 2013,” ujar Tundjung.

Tahap selanjutnya, Ditjen Perkeretaapian merencanakan pembangunan jalur ganda dan elektrifikasi hingga ke Stasiun Rangkasbitung pada 2014. Dengan begitu, perjalanan RangkasbitungJakarta bisa dilayani KRL.

Untuk perjalanan dari Stasiun Rangkasbitung ke Stasiun Merak pada 2014 direncanakan dilayani dengan kereta rel diesel berpenyejuk ruangan. ”Tapi, kereta lokal tetap dipertahankan sehingga penumpang bisa memilih moda transportasi,” kata Tundjung.

Pengembangan Stasiun Merak, menurut Tundjung, masih dalam pembicaraan dengan pihak terkait. Apalagi hingga kini masih ada kepentingan transportasi kereta dan pelabuhan di stasiun itu. (ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com