Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelainan Mata Rentan Diderita Bayi Prematur

Kompas.com - 22/05/2012, 08:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap bayi yang lahir secara prematur sebaiknya melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan mata. Mengapa? Karena bayi prematur sangat rentan menderita kelainan mata yang disebut Retinopathy of Prematurity (ROP).

Spesialis mata dari Jakarta Eye Center (JEC) dr. Florence M. Manurung menjelaskan, Retinopathy of Prematurity (ROP) adalah kondisi yang biasanya ditemukan pada bayi lahir prematur di mana retina belum terbentuk sempurna sehingga mudah rusak dan dapat menyebabkan kebutaan.

"Yang saya temukan di JEC, sebesar 27 persen bayi prematur yang kita skrining itu mengalami kelainan mata akibat Retinopathy of Prematurity (ROP)," ujarnya saat acara peresmian Children Eye Care, unit khusus yang menangani gangguan mata pada anak, di Jakarta Eye Center (JEC), Sabtu, (19/5/2012).

Menurut Florence, bayi yang menderita ROP harus segera mendapatkan penanganan sesegera mungkin untuk mencegah kebutaan. Banyak kasus ROP tidak terdeteksi dan baru ketahuan jika mata anak sudah terlihat berwarna putih.

Umumnya ROP menyerang bayi prematur yang lahir dari usia kehamilan ibu kurang dari 32 minggu, berat badan lahir rendah (kurang dari 1500 gram) dan lahir dengan faktor risiko seperti terapi oksigen, hiposekmia, serta penyakit penyerta lainnya.

Deteksi Dini

Untuk mencegah kebutaan akibat ROP, perlu koordinasi antara dokter spesialis anak dan dokter mata. Selain melakukan pemeriksaan konvensional dengan oftalmoskopi, pemeriksaan retina pada bayi prematur dapat dilakukan dengan RetCam (Retinal Camera). RetCam adalah alat non invasif berupa kamera digital yang dapat melihat dan merekam langsung retina bayi.

Pemeriksaan retina pada bayi prematur, lanjut Florence dapat dilakukan mulai dari usia 2-4 minggu setelah kelahiran. Apabila bayi masih berada dalam inkubator, pemeriksaan dengan RetCam dapat dilakukan di dalam inkubator. Pemeriksaan denggan alat ini sangat aman untuk bayi.

"Kalau pun terjadi ROP dan skriningnya cepat, hal ini bisa kita cegah agar tidak terjadi kebutaan," ungkapnya.

Penanganan

Penanganan ROP tergantung pada derajat penyakit. Pada ROP derajat ringan, seringkali tidak perlu dilakukan terapi, namun observasi ketat tetap perlu dilakukan. Pada kondisi ROP lebih berat, dapat dilakukan tindakan fotokoagulasi laser atau krioterapi pada daerah retina yang mengalami kerusakan sehingga sebagian besar retina yang masih sehat masih bisa diselamatkan.

Tindakan bedah retina dapat dilakukan pada ROP yang sangat berat, namun tingkat keberhasilannya sangat relatif. Bayi prematur dengan ROP berpeluang mengalami kelainan mata seperti minus tinggi, juling, mata malas, katarak dan glaukoma. Karena itu diperlukan screening berkala setiap 6 bulan sampai bayi berumur 3 tahun.

"Setiap bayi prematur harus dimonitor sampai ROP dinyatakan regresi," tuntasnya.

Retina adalah organ yang sangat vital dari seluruh jaringan di dalam rongga mata, yang berfungsi untuk menangkap rangsangan cagaya dan mengirimkan rangsangan tersebut ke otak, sehingga kita dapat melihat suatu objek. Retina memerlukan suplai darah. Normalnya suplai darah retina dimulai pada usia 16 minggu kehamilan dan terbentuk secara sempurna pada umur kehamilan 41-42 minggu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com