Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memanfaatkan Liburan Melalui Praktik Sains

Kompas.com - 09/07/2012, 02:47 WIB

Masa liburan sekolah hampir usai. Namun, di waktu tersisa anak- anak seolah enggan melewatkannya begitu saja. Mereka terlihat riang dan penuh rasa penasaran pada Kompas Anak Fun Science Expo di area Bale Pare, Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, yang ditutup Sabtu (7/7).

Kegiatan itu diikuti sekitar 300 siswa kelas III hingga kelas VI sekolah dasar yang berasal dari Jakarta, Bandung, dan sekitarnya. Mereka berkemah sejak Kamis, diajak berinteraksi langsung dengan alam dan mengakrabi ilmu pengetahuan tentang alam sekitar.

Pada hari terakhir, Sabtu, para siswa tersebut memamerkan teknologi hasil karya yang dikerjakan secara berkelompok. Mereka juga dihibur oleh pesulap, yang selalu mengaitkan penampilannya dengan sains, yaitu Joe Sandy, Wisben, dan Abu Marlo, serta atraksi dua balon udara.

Sejak hari pertama, Kamis, anak-anak itu diajak berlatih kekompakan melalui rangkaian kegiatan outbound. Orangtua dilarang mendampingi mereka. Anak-anak itu baru bisa bertemu orangtuanya pada hari terakhir, Sabtu.

”Anak-anak belajar mandiri. Kegiatan ini juga menjadi ajang untuk mendekatkan mereka dengan alam terbuka dan menerapkan teori ilmu pengetahuan alam dalam bentuk sederhana,” kata General Manager Marketing Communication Kompas FN Terryan. Kegiatan ini diadakan Harian Kompas bersama Kompas.com dan KompasTV, serta Kota Baru Parahyangan.

Pengalaman itu bagi beberapa peserta adalah hal baru. Chelsea Angwyn (11), misalnya, dia baru pertama kali tidur di tenda dan berjauhan dengan orangtuanya. ”Aku kangen mama,” katanya, saat ditanya tantangan terberat mengikuti acara itu.

Ilmu baru

Chelsea biasa menghabiskan masa liburan di rumah. Kegiatannya membosankan. ”Paling sering menonton televisi. Lama-lama bosan. Di sini aku dapat banyak teman baru dan ilmu baru,” kata dia.

Bersama kelompoknya, Chelsea membuat generator sederhana yang komponennya terbuat dari kumparan kawat tembaga dan magnet. Generator itu menghasilkan listrik yang bisa menyalakan lampu berkekuatan lima watt. Mereka didampingi oleh mahasiswa dari ITB.

Selain Chelsea dan kelompoknya, ada kelompok lain yang memamerkan deretan botol kaca yang diisi air berbeda volume. Jika botol itu dipukul, masing-masing mengeluarkan nada yang berbeda. Itulah alat musik xylophone karya mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com